Si Cantik Ini Biasa Salto, Lincah Menari Bujangganong
jpnn.com - Yustina Adelawati percaya diri melakukan aktivitas yang biasa diperankan laki-laki. Aksi lincahnya membawakan tari bujangganong sukses memukau berbagai panggung di dalam dan luar kota.
NUR WACHID, Ponorogo
BUNYI gamelan mengalun sendu di pelataran rumah joglo di Desa/Kecamatan Sawoo, Ponorogo, Jatim. Tangan puluhan emak-emak gemulai mengikuti irama gamelan. Sebagian ada yang berperan sebagai penari jathil yang biasanya memang dibawakan perempuan.
Lainnya berperan sebagai penari yang biasanya diperankan laki-laki. Mulai warok, pembarong, klanasewandana, hingga bujangganong.
Beberapa aksi kocak bujangganong disambut gelak tawa warga setempat yang menyaksikan latihan grup reyog Sardulo Nareshwari itu. Tak dinyana, begitu topeng dibuka, ada sosok perempuan di baliknya. ‘’Saya dulu suka nyanyi dan kerap diundang resepsi pernikahan dan khitanan,’’ kata Yustina.
Awalnya Yustina sempat malu dan tidak percaya diri saat membawakan tari bujangganong. Tapi, hanya dia yang dapat melakukan berbagai atraksi. Tepatnya saat kali pertama group reyog yang berisikan perempuan itu dirintis 2015 lalu.
Waktu itu dia telah vakum dari dunia reyog sejak anak keduanya lahir. Atas restu suaminya, dia mencoba kembali berlatih reyog di grup bersama ibu-ibu.
Dia mengira awalnya dapat menarikan jathil yang sudah dia kuasai. ‘’Ternyata malah dapat peran bujangganong, karena hanya saya yang memiliki basic tari,’’ lanjutnya.
Yustina Adelawati lincah membawakan tarian bujangganong yang biasanya dilakukan laki-laki.
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri