Sidarto Danusubroto: Sebar Hoaks Hanya Ganggu Stabilitas Sosial

Sidarto Danusubroto: Sebar Hoaks Hanya Ganggu Stabilitas Sosial
Dewan Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto dalam seminar Menangkal Berita Bohong dan Hoaks Jelang Pilpres 2019, di Padang, Minggu (10/2). Foto: Istimewa for JPNN.com

jpnn.com, PADANG - Berita bohong alias hoaks mendeskreditkan pemerintahan yang sah merupakan bentuk ketidakmampuan pihak lain untuk bersaing secara sehat dalam kontestasi pilpres 2019.

"Penyebarluasan berita dan informasi yang tidak berdasarkan data valid yang terjadi saat ini merupakan bentuk ketidakmampuan dari pihak lain untuk mengakui keberhasilan pemerintahan Presiden Joko Widodo," ujar anggota Dewan Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto dalam seminar "Menangkal Berita Bohong dan Hoaks Jelang Pilpres 2019", di Padang, Minggu (10/2).

Dalam seminar tersebut hadir antara lain Ketua Umum Harmoni Indonesia Firdaus Ali, Bupati Solok , dan beberapa pejabat dari pusat serta Sumatera Barat.

Menurut Sidarto, isu yang terus dikembangkan seperti China, PKI, anak haram, merupakan berita yang sama sekali tidak memiliki dasar validitas.

"Inti dari berita-berita seperti itu hanya untuk mengganggu stabilitas sosial masyarakat yang sudah kondusif," ujar Sidarto.

Sidarto menyebutkan, capres petahana adalah orang yang selalu melaksanakan salat lima wakti dan pandai membaca Alquran. Sementara kandidat lain tidak rajin salat dan tidak bisa baca Alquran.

Sidarto menambahkan, Jokowi memang sudah menjadi sosok yang sederhana semenjak menjadi calon Wali Kota Solo. Bahkan setelah menjadi presiden juga seperti itu, tetap menjadi sosok yang sederhana,.

Ketua Umum Harmoni Indonesia, Firdaus Ali mengatakan, Jokowi tidak pernah memiliki niat untuk membalas hoaks yang disebarkan oleh lawan politiknya.

Dewan Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto menyebut bahwa menyebarkan hoaks sebagai tanda tidak mampu bersaing secara sehat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News