Sikap FSGI terhadap Kasus Amel di SMKN 3 Padangsidimpuan

Sikap FSGI terhadap Kasus Amel di SMKN 3 Padangsidimpuan
Sekjen FSGI, Retno Listyarti. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) kembali mendapatkan laporan terkait kasus meninggalnya Amelya Nasution, siswi jurusan Tata Busana SMKN 3 Padangsidimpuan, Sumatera Utara.

Informasi dari para guru dan kawan-kawannya, Amel adalah anak yang periang, tekun dan gigih. Bahkan Amel setiap hari bekerja menjahit sepulang sekolah demi mencukupi biaya sekolahnya, ia menerima jahitan di rumahnya.

"Amel mengaplikasi ilmu yang didapatnya di sekolah dengan menjahit," kata Sekjen FSGI, Retno Listyarti di Jakarta, Kamis (20/4).

Selama ini Amel tinggal dengan neneknya yng sudah berusia 80 tahun. Ibu kandung Amel sudah lama meninggal dunia, sedangkan ayahnya bekerja di luar kota. "Artinya, hari-hari Amel lebih banyak dihabiskan dengan neneknya. Amel lah yang merawat sang nenek yang begitu disayanginya. Oleh karena itu sangat mengherankan ketika ada upaya mengaburkan sebab kematian Amel dengan masalah keluarga," tutur Retno.

Dia mengatakan, belakangan ada yang menyebar isu seolah-olah Amel punya masalah keluarga karena mencuri uang neneknya. Padahal Amel bekerja menerima jahitan untuk membantu ekonomi keluarga. Tidak tanggung-tanggung, pengalihan isu penyebab Amel bunuh diri pun diunggah ke youtube oleh oknum guru SMKN 3 Padangsidimpuan.

Atas kasus tersebut, FSGI mengeluarkan pernyataan sikap, seperti yang ada di bawah ini. (esy/jpnn)

Sikap FSGI atas Kasus Amelya

1. Menyesalkan perbuatan oknum guru KS, FO dan E yang diduga telah mengintimidasi anak didik yang berakibat wafatnya Amelya Nasution yang bunuh diri dengan minum racun rumput karena merasa tertekan dan ketakutan.

Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) kembali mendapatkan laporan terkait kasus meninggalnya Amelya Nasution, siswi jurusan Tata Busana SMKN 3 Padangsidimpuan,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News