Sikap Kritis PDIP Bikin Polisi Rasional Menyikapi Keinginan Buzzer

Sikap Kritis PDIP Bikin Polisi Rasional Menyikapi Keinginan Buzzer
Pengamat politik Ubeidilah Badrun (berbatik) dan Direktur Center For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi dalam diskusi bertema 'Menelisik Skandal BLBI, KPK Jangan Tebang Pilih' di Jakarta, Kamis (4/5). Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Analis Sosial dan Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menilai aparat kepolisian mulai bersikap objektif menyikapi keinginan para pendengung media sosial atau buzzer propemerintah.

Misalnya, kata dia, aparat kepolisian tidak menanggapi permintaan buzzer menangkap aktor intelektual aksi bertemakan "Jokowi End Game" pada Sabtu (24/7) kemarin.

"Fenomena tidak responnya aparat terhadap keinginan buzzer menjebloskan kelompok oposisi menunjukan bahwa aparat semakin rasional, obyektif dan profesional," kata Ubedilah melalui layanan pesan, Rabu (4/8).

Ubedilah menduga, Korps Bhayangkara mulai tersentak ketika partai pendukung pemerintah mulai mengkritisi kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai  sudah tak berpihak pada rakyat semasa pandemi.   

"Mungkin juga karena mulai menangkap sinyal dari sikap kritisnya politisi PDIP terhadap rezim ngaco ini," ungkap eks aktivis'98 itu.

Hal senada juga diungkapkan Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi.

Eks juru bicara Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu melihat kepolisian mulai menyadari bukan alat penguasa atau buzzer.

Menurut Adhie, para personel kepolisian memiliki keluarga yang kebanyakan merasakan kesusahan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Analis Sosial dan Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menilai aparat kepolisian mulai bersikap objektif menyikapi keinginan para pendengung media sosial atau buzzer propemerintah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News