Silakan Nikmati, Percayalah Semua Ini Durian Jatuh, Haahaa..

Silakan Nikmati, Percayalah Semua Ini Durian Jatuh, Haahaa..
Musim Durian: Sejumlah titik di Balikpapan dibanjiri durian. Foto: FUAD MUHAMMAD/KALTIM POST/JPNN.com

jpnn.com - Durian bentuknya kasar, berduri, kurang elok dipandang. Tapi tunggulah sampai ia terbelah. Aroma khas tiada duanya. Manis dan legit membuatnya digemari sepanjang masa.

Laporan Dina Angelina dan Muhammad Yodiq

Dengan jemari kirinya Syukur memberi isyarat angka lima. Dia tak bisa bicara dengan bibir yang sedang mengulum, memisahkan daging buah dari bijinya.

Isyarat itu menunjukkan ini buah kelima yang dia nikmati bersama empat rekannya. Semuanya pelaut. Dan semuanya tampak sepakat; awal tahun, rembang petang di pinggiran Sungai Mahakam adalah waktu dan tempat yang pas untuk mabuk duren.

Bertubuh tinggi, tambun, rambut keperakan, namun dengan suara lembut, beberapa saat kemudian Syukur berbincang lancar dengan Kaltim Post (Jawa Pos Group). Durian dan berbagai buah lain dianggapnya beti, alias beda-beda tipis. Hanya selingan, dan bisa dipilih jika kapal tempatnya bekerja sedang lego jangkar.

Bedanya, durian terutama yang khas Kaltim, bagi Syukur ada nostalgia. Lahir besar di Tenggarong, Syukur tahu awal-awal tahun adalah waktu tepat untuk berburu buah berduri itu.

Hal yang dilakoninya sejak kanak-kanak. Durian Melak favoritnya. Tak terlalu besar. Makan dua sampai tiga tidak enek. Harga terjangkau kocek.

Tak payah dia mengompori sejumlah temannya untuk bergabung. Karena memang sejawatnya itu juga penggemar durian. Jadilah lima sekawan ini menghabiskan 12 biji durian pada pekan pertama Januari diiringi azan Asar dari toa masjid yang berseberangan dengan lapak pedagang.

Durian jatuh paling banyak dicari karena katanya rasanya lebih enak dibanding durian hasil petikan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News