Simak Bahaya Sedot Lemak pada Lansia

Simak Bahaya Sedot Lemak pada Lansia
Lansia. Ilustrasi. Foto IST

Selain itu, luka sayatan yang dibentuk dapat mengalami proses penyembuhan yang lebih lama dibanding mereka yang berusia muda yang melakukan prosedur sedot lemak.

3.Memengaruhi organ tubuh lainnya

Dalam prosedur sedot lemak, pastilah ada penggunaan obat-obatan. Baik penggunaan obat bius, antibiotik, obat antinyeri, hingga obat-obatan lain yang membantu proses sedot lemak. Obat-obatan tersebut tentunya memiliki efek samping dan dapat memengaruhi kerja organ lain seperti hati dan ginjal, karena pada usia lanjut kerja organ tubuh tidak sebaik waktu muda.

Di samping itu, risiko terlepasnya lemak ke dalam pembuluh darah juga dapat menyebabkan penyumbatan ke paru-paru atau otak. Lemak yang lepas ini dapat menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan sesak napas yang berujung pada kematian.

Robeknya organ tubuh bagian dalam, misalnya usus, juga bisa terjadi apabila kanul (alat untuk menyedot lemak) tidak sengaja menyentuhnya. Akibatnya infeksi di rongga perut tak terhindarkan dan perlu ditangani sesegera mungkin. 

Komplikasi berat lain

Meski kecil kemungkinan terjadinya komplikasi berat, tetapi perlu diketahui bahwa setiap tindakan invasif memiliki risiko perdarahan. Terjadinya perdarahan ini bisa berlanjut ke arah syok yang disebabkan keadaan pembuluh darah yang tidak elastis lagi maupun adanya gangguan faktor pembekuan darah.

Bisa juga karena pengaruh dari obat bius yang mungkin tidak bisa ditoleransi oleh tubuh lansia sehingga menyebabkan efek samping seperti mual muntah berlebih, pusing hingga ke arah delirium. Efek infeksi yang berkepanjangan juga dapat menjadi sepsis berat (infeksi yang sudah menyebar melalui pembuluh darah dan seluruh tubuh) dan menyebabkan seseorang meninggal dunia.

Mereka memilih tindakan itu untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal secara instan atau menghilangkan lemak di wajah, seperti yang dilakukan Ratna Sarumpaet.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News