SMA 16 Bergabung dengan SMA 3

SMA 16 Bergabung dengan SMA 3
Siswa SMA. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Sugeng menyatakan, pemkot akan berupaya mempermudah masyarakat. Apalagi sudah dijelaskan, secara mental tidak baik jika SD dan SMA digabung. “Gaya pergaulannya SMA dan SD jelas berbeda. Masyarakat tidak mau mengerti. Risiko terburuk kesempatan belajar di SMA hilang,” sebutnya.

Memang, lanjut dia, orang tua yang anaknya masih SD memang tidak merasakan. Kalau di antara mereka ada yang memiliki anak SMP, akan menyulitkan mereka ketika menginginkan anaknya belajar di SMA. “Jangan nanti protes kalau zona wilayah sekolah memberatkan atau menjadi penghambat. Harus menerima, ini konsekuensinya. Niat pemerintah baik,” pungkasnya.

Sebelumnya, polemik pemindahan sekolah SMA 16 ke SD 006 tak temui titik terang. Pasalnya, pengalihan tersebut terus ditolak para orang tua siswa. Sepekan terakhir, SMA 16 pun harus mengungsi dan belajar di halaman perpustakaan Kota Samarinda, Jalan Basuki Rahmat.

Ketua Komisi IV DPRD Samarinda Sri Puji Astuti mengatakan, pemindahan tersebut memang tidak layak dilakukan. Sebab, sarana dan prasarana sekolah menjadi pertimbangannya. “Kalau SD 006 dipindahkan ke SD 007, over capacity. Ruang kelas yang tersedia tidak sesuai," katanya.

Dari sebelas ruang yang tersedia, hanya delapan yang layak digunakan. Sedangkan, ruangan untuk UKS dan perpustakaan tidak tersedia. Kalaupun dipindahkan, kata dia, pemkot harus membangun lima ruangan agar mencukupi kekurangan yang diperlukan SD 006. “Perlu tambahan tiga ruang. Jadi, ruang perpustakaan dan UKS tersedia," imbuh Puji. (*/dq/riz/k18)

 


Gedung milik SMA 16 yang akan ditempati SD 006 dianggap tidak cocok dan ruangnya tidak memenuhi syarat.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News