Soal Haji, Indonesia Harus Mencontoh Malaysia
Selasa, 28 Juni 2011 – 14:21 WIB
Hal ini, kata dia, untuk memenuhi rasa keadilan mengingat, jamaah yang masuk daftar tunggu saat ini sangat banyak. "Jamaah haji yang berulang dan banyaknya pembimbing KBIH memperpanjang waiting list tersebut," ungkapnya lagi.
Baca Juga:
Menurut Andi lagi, tabung haji Malaysia, mampu mensubsidi RM4.360 ditambah lagi bagi hasil dari jumlah tabungan. Setoran awalnya pun, dijelaskan dia, hanya RM1.300 (Rp4 juta) saja dan langsung mendapat nomor porsi. "Ini menunjukkan metode pengelolaan dana yang mereka kembangkan jauh baik dibanding Indonesia, yang hanya menempatkan dana setoral awal di deposito dan SUKUK," kata Andi.
Lebih jauh dia mengatakan, pengelolaan dana setoran awal jamaah haji tidak adil di Indonesia. Karena, jamaah mendapat manfaat yang sama. Walaupun jamaah mengantre dengan waktu yang berbeda. "Seharusnya jamaah yang mengantre lebih lama memperoleh manfaat lebih, karena dana setoran awal yang mereka keluarkan ada di rekening Kemenag lebih lama," jelas Andi lagi. (boy/jpnn)
JAKARTA - Tim Independen Pemantau Ibadah Haji (TIPHI) di Indonesia mempertanyakan dua hal masalah haji. Pertama, laporan Biaya Penyelenggaraan Ibadah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- BP2 TIPIKOR-LAI Gelar Aksi Damai di Kejagung, Nih Tujuannya
- Pengumuman BKN Menjelang Pendaftaran PPPK 2024, Oh Honorer Tercecer
- Polda Metro Jaya Usut Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert Lumoindong
- Bersenjata Laras Panjang, Densus 88 Tangkap Satu Terduga Anggota Jemaah Islamiyah di Palu
- Lewat Cara Ini Kimia Farma Group Turut Sukseskan Mudik Lebaran 2024
- Sarasehan Kehumasan MPR, Fadel Muhammad Menyapa Rakyat Gorontalo di Momen Idulfitri