Soal Jabatan Presiden Tiga Periode, Pakar Ini Menolak Keras, Sebut Nama Jokowi

Soal Jabatan Presiden Tiga Periode, Pakar Ini Menolak Keras, Sebut Nama Jokowi
Pakat komunikasi politik Univeristas Eza Unggul Jamiluddin Ritonga. dok for jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Pakar komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga merespons munculnya wacana masa jabatan presiden selama tiga periode.

Menurut dia, isu yang kembali dimunculkan menjelang Pilpres 2024 itu harus ditolak.

"Wacana masa jabatan presiden tiga periode yang kerap didengungkan sejumlah pihak harus ditolak," kata Jamiluddin kepada JPNN.com, Selasa (8/6).

Dia pun melihat belakangan ini ada upaya-upaya untuk menjadikan Jokowi sebagai presiden tiga periode.

Hal itu menurutnya dilontarkan sebagian elite dan petualang politik yang ingin mendapat keuntungan pribadi dan kelompok.

Jamiluddin mengatakan, Presiden Jokowi sendiri sudah berulang kali menyatakan akan tetap konsisten dan berkomitmen terhadap UUD 1945 yang mengatur masa jabatan presiden maksimal dua periode.

"Keinginan presiden tiga periode juga mengingkari amanat reformasi," ujar Jamiluddin.

Penulis buku Perang Bush Memburu Osama itu menegaskan, penetapan dua periode yang dilakukan para reformis bertujuan agar tidak mengulangi masa kelam kepemimpinan orde baru dan presiden seumur hidup di era Soekarno berkuasa.

Pakar komunikasi politik dari Uiversitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menyebut wacana masa jabatan presiden tiga periode mengingkari reformasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News