Soal Reshuffle Kabinet, Jeirry Sumampow: Posisi Nadiem Makarim Rawan Diganti

Soal Reshuffle Kabinet, Jeirry Sumampow: Posisi Nadiem Makarim Rawan Diganti
Presiden Jokowi. Foto: Ricardo/arsip JPNN.com

Pertama, soal yang sifatnya administrasi demi percepatan pencapaian visi dan misi Pemerintahan Jokowi. Yaitu penggabungan Kementerian Ristek dan Pendidikan dan penambahan kementerian baru, Kementerian Investasi. Ini tentu berdasarkan kebutuhan akibat adanya UU Cipta Kerja.

Untuk dua kementerian baru ini, banyak nama sudah disebut. “Bagi saya, penggabungan Kementerian Ristek ke Kementerian Pendidikan membuat posisi Nadiem Makarim menjadi rawan diganti. Hal ini wajar saja mengingat kompetensi Nadiem Makarim untuk riset tak kuat. Nama seperti Prof. Jimly Asshiddiqie, saya anggap layak duduk di posisi itu,” ujar Jeirry.

Untuk Kementerian Investasi, menurut Jeirry, Maruarar Sirait layak dipertimbangkan menduduki posisi itu.

“Beliau memenuhi kriteria untuk itu. Latar belakang pengusaha, track record politik yang relatif bersih, pengalaman di DPR selama dua  periode serta jaringan bisnis yang dimiliki merupakan politisi dari parpol besar pendukung Presiden Jokowi,” ujar Jeirry.

Menurut Jeirry, cukup beralasan bagi Presiden Jokowi memilih yang Maruarar Sirait. Tentu nama lain bisa saja dimunculkan. Misalnya, Basuki Tjahaja Purnama, Sandiaga Uno atau Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.

‘Siapa yang dipilih sangat tergantung juga dengan kecocokan yang bersangkutan dengan Presiden Jokowi. Kita tunggu saja,” ujar Jeirry.

Kedua, evaluasi kinerja para Menteri. Momentum reshuffle selalu dimanfaatkan Presiden Jokowi untuk mengevaluasi kinerja para menterinya dan menggantinya.

“Jadi agaknya reshuffle ini akan menyasar para menteri yang di kementeriannya sedang "bermasalah" dan yang berkinerja kurang memuaskan. Termasuk para menteri yang tak setia menjalankan "perintah" Presiden. Ini juga berdasarkan pengalaman reshuffle yang dilakukan Presiden Jokowi sejak periode pertama,” kata Jeirry.

Reshuffle Kabinet II periode kedua Presiden Jokowi sudah ramai jadi topik perbincangan. Kasak-kusuk politik pun sudah berlangsung.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News