Solar Langka, Sopir Truk Menganggur

Solar Langka, Sopir Truk Menganggur
Truk. Ilustrasi Foto: Wahyu Budianto/dok.JPNN.com

jpnn.com, KOTAWARINGIN TIMUR - Kelangkaan solar terjadi di Kota Sampit, Kotawaringin Timur, Kalteng, menyebabkan sejumlah sopir truk menganggur.

Mereka memadati jalanan di sekitar Stasiun Pengisian Bahan Umum (SPBU) Kota Sampit, mengeluh sulitnya mendapat solar untuk bekerja sehari-hari.

Wawan, sopir truk pengangkut material bangunan, mengaku sudah tiga hari tak bisa bekerja. Jika ingin tetap kerja, dia harus mengeluarkan uang lebih besar demi mendapatkan solar dari penjual eceran.

”Panjang antrean, kadang-kadang solar habis. Kalau ada dalam seminggu 4-5 hari saja adanya. Bahkan bisa satu kali seminggu. Tak pasti,” keluh Wawan, Minggu (1/4).

Beda halnnya dengan pria inisial SN. Dirinya mengantre di SPBU lantaran ingin mendapatkan solar untuk dijual kembali. Sebagai pelangsir, dia hafal permainan di lapangan.

Perannya sama seperti warga biasa yang melangsir, namun terkoordinasi. Namun belakangan ini, pekerjaan yang dijalankannya tak lagi lancar. Dalam satu pekan hanya bisa melangsir lima hari.

”Karena solar sudah habis. Sudah keliling rata-rata semua sama kosong. Kecuali BBM non-Subsidi,” kata SN.

Ada rencana para sopir bertahan di sekitar SPBU untuk mengajukan protes karena ketersediaan BBM subsidi kerap habis. Bahkan pihaknya akan bekerja sama dengan sejumlah organisasi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya.

Sejumlah sopir truk di Kota Sampit, Kotim, Kaltim, menjadi pengangguran lantaran terjadi kelangkaan solar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News