Stafsus Wapres: Perguruan Tinggi Terbesar pun Salah Kaprah Terapkan PJJ

Stafsus Wapres: Perguruan Tinggi Terbesar pun Salah Kaprah Terapkan PJJ
Stafsus Wapres Prof M Nasir. Foto: screenshot

Seharusnya, lanjutnya, e-learning itu membuat stakeholder seperti dosen, mahasiswa dan mereka yang terlibat di dalamnya menjadi lebih ringan dan fleksibel dalam kegiatan belajar mengajar. PJJ bukan jadi beban seperti yang dikeluhkan saat ini.

"Saat ini yang terjadi e-learning seakan-akan jadi beban yang berat sekali. Ini tidak bisa dibiarkan dan harus dibenahi," ujarnya lagi.

Sementara itu, Rektor UT Prof Ojat Darojat menyatakan PJJ yang telah dilakukan pihaknya tersebar di 34 provinsi dan juga mancanegara. UT memiliki mahasiswa di dalam negeri dan luar negeri yang melakukan KBM secara daring.

"Pandemi COVID-19 membuat metode belajar online itu kini jadi keniscayaan. Semua perguruan tinggi tatap muka sekarang harus menjadikan pembelajaran online dalam jaringan sebagai program strategis di masa depan," ujarnya.

Pandemi COVID-19  harus membuat perguruan tinggi lebih tangkas menghadapi perubahan. Program Kampus Merdeka memberi ruang bagi perguruan tinggi konvensional dan perguruan tinggi dengan pembelajaran jarak jauh untuk berinovasi dan sinergi.

"Tantangan kami sekarang ini adalah bagaimana untuk terus mengembangkan kualitas SDM berkelanjutan yang terintegrasi teknologi dalam pedagogik," pungkasnya. (esy/jpnn)

Mantan Menristekdikti yang menjadi Stafsus Wapres Jokowi, Prof M. Nasir menilai pendidikan jarak jauh (PJJ), atau e-learning yang diterapkan perguruan tinggi saat ini salah kaprah.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News