Suami Istri Guru Garis Depan, Terpisah demi Tugas

Suami Istri Guru Garis Depan, Terpisah demi Tugas
Bupati Jarot Winarno menerima audiensi sejumlah guru garis depan (GGD) di rumah jabatannya, Sintang, Selasa (22/10). Foto: Benidiktus Krismono/Rakyat Kalbar/JPNN.com

jpnn.com - Menjadi guru garis depan (GGD) adalah sebuah pengabdian. Terpisah dari keluarga salah satu risikonya. Apalagi jika GGD ini berpasangan.

Benediktus Krismono, Sintang

Slamet Riyadi dan istri adalah pasangan GGD dari Pulau Jawa yang ditempatkan di Kalbar. Ia bertugas di Nanga Bayan. Beda tempat tugas dengan sang istri. Anak perempuan mereka semata wayang setakat ini ikut istrinya.

Sudah banyak alternatif yang coba diusahakan Slamet untuk bisa bersatu dengan keluarganya ini. Kondisi ini pun sudah dibahas dan didiskusikannya bersama dalam forum GGD.

“Kita berharap bantuan dari pemerintah untuk menindaklanjuti pendekatan personal yang telah kita upayakan, melalui komunikasi intens dengan pihak-pihak sekolah yang terkait," tutur Slamet ketika menemui Bupati Sintang, Jarot Winarno, Senin (22/10).

Hari itu, Jarot tak hanya bertemu Slamet. Ia juga menerima audiensi sejumlah GGD yang ditempatkan di Sintang. Di rumah jabatannya.

Di Kabupaten Sintang ada 13 pasangan GGD yang bernasib serupa. Slamet memohon solusi alternatif dari pemerintah daerah. Agar pasangan GGD yang terpisah bisa bersatu. Tentu saja, tanpa menabrak aturan yang ada.

Bupati Jarot Winarno menerima mereka bersama Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Sintang, Palentinus. “Pada dasarnya kita mengerti kondisi teman-teman GGD," ujarnya.

Ada 13 pasangan guru garis depan, suami istri, yang bertugas di Kabupaten Sintang, namun tempat tugas terpisah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News