Sudi Nusantara

Oleh: Dahlan Iskan

Sudi Nusantara
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Ia mengetahui bahwa yang antre untuk divaksinasi lewat Vaksin Nusantara begitu banyak. "Mulai minggu depan satu hari sudah bisa 80 orang," katanya.

Rupanya Terawan –sebagai inisiator Vaksin Nusantara– akan menempuh jalan mirip sukses DSA. Yang dulunya juga ditentang begitu hebat –sampai ia diberhentikan sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia– tetapi akhirnya diterima secara luas.

Sampai saat ini sudah lebih 40.000 orang yang menjalani DSA –termasuk saya dan istri. Itulah terapi untuk membersihkan saluran darah di dalam otak. Yang secara populer lantas disebut ''brain wash'' –cuci otak dalam arti harfiah.

Sejak ada penolakan untuk uji coba fase II Vaksin Nusantara, Terawan tidak banyak bicara. Ia langsung memindahkan peralatan laboratorium dendritiknya dari Semarang. Sekarang fasilitas itu ada di RSPAD Jakarta.

Maka orang yang ingin punya imunitas Covid-19 sudah bisa lewat Vaksin Nusantara. Orang bisa datang ke RSPAD. Atas keinginan sendiri. Dasarnya: otonomi pasien.

Pasien berhak mendapatkan terapi sesuai dengan keinginannya: vaksinasi pakai darahnya sendiri.

Itulah yang kemarin dilakukan Letnan Jenderal (Purn) Sudi Silalahi. Ia memang punya cerita tersendiri terkait dengan Terawan.

Waktu itu Terawan masih berpangkat mayor. Dinasnya di RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Sudi sudah berpangkat mayor jenderal. Jabatannya: sekretaris Menko Polhukam. Itu tahun 2008.

Sudi menjalani vaksinasi Vaksin Nusantara dan memenuhi seruan Presiden Jokowi untuk mencintai produk dalam negeri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News