Sungguh Baik Hati, Mereka Buka Pintu Rumah untuk Pengungsi

Sungguh Baik Hati, Mereka Buka Pintu Rumah untuk Pengungsi
Suasana di Pengungsian warga yaang terdampak dari aktivitas gunung Agung di GOR Suweca Gelgel, Klungkung, Bali (25/9). Ilustrasi : Raka Denny/Jawa Pos

"Katanya masih ingat saya. Masih ingat ayah saya," ucap Gung Rai menirukan ucapan Suwanda yang tak bisa berbahasa Indonesia.

Di tempat terpisah di Klungkung, sudah ada sembilan keluarga yang ditampung di kediaman Wayan dan Ani Gitawan.

Memang semuanya masih memiliki hubungan saudara. Tapi, tidak berarti yang tak punya hubungan famili tak diterima.

"Siapa pun kami terima," tutur Ani Gitawan.

Perempuan yang sehari-hari bertugas sebagai instruktur yoga itu pun sampai meliburkan anak didiknya.

Tujuannya tidak lain adalah tempat berlatih yoga bisa dipakai istirahat oleh para pengungsi.

Khusus untuk pengungsi yang punya hewan ternak, Ani bersama suami sudah menyiapkan lahan kosong di Dusun Cucukan.

Luasnya 60 hektare. Sekarang sudah ada beberapa sapi milik pengungsi yang dititipkan di sana

Pengungsi Gunung Agung berlindung di rumah warga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News