Survei IPO Potret Persepsi Publik soal Ekonomi Nasional, Apa Hasilnya?

Survei IPO Potret Persepsi Publik soal Ekonomi Nasional, Apa Hasilnya?
Pengamat politik Dedi Kurnia Syah. Foto: Dokumentasi pribadi for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Survei Indonesia Political Opinion (IPO) memotret pendapat masyarakat mengenai kondisi ekonomi nasional di semester pertama pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Dalam survei IPO, masyarakat merasa cukup mengenai kondisi ekonomi nasional secara umum. 2 persen responden menilai kondisi ekonomi nasional sangat baik, 28 persen baik, 40 persen cukup, 26 persen buruk, 4 persen sangat buruk.

IPO juga memotret kondisi ekonomi nasional saat ini apakah berdampak pada keseharian mereka. 9 persen sangat berdampak, 46 persen berdampak, 39 persen tidak berdampak, dan 6 persen sangat tidak berdampak.

"Kondisi ekonomi dalam pandangan publik saat ini cukup baik, situasi ini gambarkan optimisme publik terhadap pengelolaan pemerintah khususnya bidang ekonomi. Bahkan, jika dibandingkan dengan persepsi publik pada periode survei akhir 2024, saat ini alami peningkatan persepsi," kata Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah, merilis hasil survei lembaganya, Sabtu (31/5).

Dalam survei ini, IPO terlebih dahulu menentukan Primary Sampling Unit (PSU) pada sejumlah kelurahan/desa untuk menjadi sampel, pada setiap kelurahan/desa yang dipilih secara acak –menggunakan random kish grid paper– sejumlah 5 rukun tetangga (RT), pada setiap RT dipilih 2 keluarga, dan setiap keluarga akan dipilih 1 responden yang memenuhi syarat, yakni berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah.

Pemilihan dilakukan secara acak dengan pembagian responden laki-laki dan perempuan pada pembagian 50:50. Pada tiap-tiap proses pemilihan selalu menggunakan alat bantu berupa lembar acak, sehingga surveyor tidak dapat memilih responden secara subjektif/purposif.

Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (Margin of Error) 2,9 persen, dengan tingkat akurasi data 95 persen. Setting pengambilan sampel menggunakan teknik stratified multistage random sampling (SMRS), atau pengambilan sampel bertingkat.

Representasi sample berjumlah 1.200 responden yang tersebar proporsional. Dengan teknik tersebut memungkinkan setiap anggota populasi (responden) mempunyai peluang yang sama untuk dipilih atau tidak dipilih menjadi responden. (tan/jpnn)


Dalam survei IPO, masyarakat merasa cukup mengenai kondisi ekonomi nasional secara umum.


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News