Tak Lagi di Pusat, MGMP Akan Gunakan Sistem Zonasi
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Supriano mengatakan, pembangunan sumber daya manusia dengan sistem MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) lewat zonasi menjadi salah satu program utama pemerintah.
Yakni dengan mengubah proses pembelajaran, perbaikan kualitas pembelajaran, alur pembelajaran zonasi, grand design implementasi kurikulum 2013, strategi, hingga integrasi antara kompetensi dasar dengan PKB Guru dan UN/USBN.
"Semua upaya ini dilakukan demi menyambut tantangan revolusi industri 4.0," kata Dirjen Ono, sapaan akrab Supriano dalam Talkshow Pendidikan dalam rangka Hari Pendidikan Nasional 2019 di Kantor Kemendikbud, Senin (29/4).
Melalui peringatan Hardiknas ini, Dirjen Ono berharap ada perubahan pada program pelatihan guru. Di mana yang tadinya difokuskan di pusat, nantinya akan difokuskan ke zonasi melalui MGMP. MGMP berperan sebagai wadah guru untuk saling bertukar informasi tentang pembelajaran.
"MGMP ini dimaksudkan dari guru untuk guru. Para guru juga diharapkan bisa meningkatkan pedagogik dalam proses pembelajaran di kelas, bagaimana cara men-delivery kepada anak-anak didiknya dengan sistem pembelajaran abad 21," bebernya.
BACA JUGA: 27 Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Studi Banding ke Korsel
Sistem MGMP dengan zonasi ini dinilai sangat efekif, karena akan terlihat permasalahan mengenai pembahasan materi pembelajaran di kelas. (esy/jpnn)
MGMP alias Musyawarah Guru Mata Pelajaran lewat zonasi menjadi salah satu program utama pemerintah.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Gelar FKP Bareng MGMP PPKn SMP Kota Depok, MPR: Kami Butuh Usulan & Saran
- Anies Pernah Bikin Fasilitas Day Care Terbaik di Kemendikbud dan Balai Kota Jakarta
- Dirut BPJS Ketenagakerjaan Dukung Jaminan Sosial Masuk Kurikulum Merdeka
- Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Yandri Susanto Sebut BTQ Harus Dipertahankan
- Pekan Kebudayaan Nasional Kembali Digelar Kemendikbudristek, Catat Jadwalnya!
- Mendikbudristek Serukan Investasi Lebih Besar untuk Pengembangan Anak Usia Dini di Asia Tenggara