Taliban: Menarik Simpati Rakyat Lewat Teror

Taliban: Menarik Simpati Rakyat Lewat Teror
Anggota Taliban. Foto: Reuters

jpnn.com - Selama hampir 10 tahun terakhir pemilihan umum di Afghanistan selalu digelar di bawah bayang-bayang teror.

Noah Coburn, antropolog politik pada Bennington College, menyatakan bahwa intensitas serangan menjelang pemilu selalu meningkat di Afghanistan.

’’Seperti itulah yang terjadi pada 2009, 2010, dan 2014,’’ tutur pengamat politik asal Amerika Serikat (AS) tersebut dalam wawancara dengan The Diplomat.

Tujuannya, menurut dia, adalah mengikis kepercayaan rakyat terhadap pemerintah.

’’Krisis keamanan akan membuat rakyat berpaling dari pemerintah. Sebagai lawan pemerintah, Taliban berharap rakyat berpihak kepada mereka. Setidaknya tokoh mereka di tingkat lokal bakal terpilih sebagai anggota parlemen,’’ ungkap Coburn.

Selain itu, faktor berakhirnya misi tempur AS dan NATO di Afghanistan membuat intensitas serangan Taliban dan ISIS meningkat.

BBC melansir bahwa pemerintah Afghanistan hanya menguasai keamanan di sekitar 30 persen wilayah negerinya. Sekitar 70 persen lainnya masuk cengkeraman Taliban.

ISIS yang pamornya tidak terlalu moncer di Afghanistan mendompleng Taliban di area tersebut. (hep/c14/dos)


Selama hampir 10 tahun terakhir, pemilihan umum di Afghanistan selalu digelar di bawah bayang-bayang teror.


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News