Tanah Amblas, Jalan - jalan Lenyap Seketika

 Tanah Amblas, Jalan - jalan Lenyap Seketika
Kondisi sebuah perumahan di Palu usai gempa. Foto: ist/fajaronline

Saat mendengar rintihan itu, Hans berupaya menggali reruntuhan bangunan dengan tangan sekuat tenaga. Namun, nahas. Usahanya, siang itu belum membuahkan hasil. Lesni belum bisa ditarik keluar dari reruntuhan.

Hans pun, seperti rata-rata mereka yang berkumpul di Roa-Roa Hotel, sudah legawa bagaimanapun nanti kondisi orang-orang tercinta saat ditemukan. ”Yang terpenting, sekarang dia bisa segera ditemukan,” terangnya.

Di Balaroa, keluarga turut mendampingi petugas yang melakukan evakuasi. Karena berupa perumahan, petunjuk tentang lokasi bekas rumah turut membantu. Misalnya, dalam proses ditemukannya Rosmidah.

Selain 20 anggota TNI dan SAR, ada 49 santri yang dipimpin Habib Saleh Al Aydrus alias Habib Rotan Poso yang juga terlibat. Para santri itu dibagi dalam 7 tim, masing-masing berisi 7 orang.

”Mereka menyebar di seluruh area (bekas perumnas),” kata Adi, humas Majelis Dzikir Nuurul Khairat.

Selain Rosmidah, ada delapan jenazah lain yang berhasil dievakuasi pada Minggu lalu dari bekas Perumnas Balaroa. Termasuk dua kakak beradik yang disatukan dalam satu kantong jenazah karena keterbatasan stok. Sebelum dibawa ke truk, jenazah disalati secara berjamaah oleh santri bersama warga yang berada di lokasi evakuasi.

Kalau Hans Bobonggoi mati-matian mencari sang putri, kakak beradik, Noval, 10, dan Dava, 5, tak tahu bagaimana nasib ayah dan bunda mereka.

”Saya sengaja tak membicarakan orang tua mereka dulu,” ujar Mahmud A.R., ketua RT Kelurahan Besusu Barat, Palu Timur.

Gempa besar disusul tsunami di wilayah Sulteng membawa dampak kerusakan yang luar biasa, termasuk ribuan nyawa manusia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News