Teka-Teki Masa Depan BUMN Korut

Oleh Dahlan Iskan

Teka-Teki Masa Depan BUMN Korut
Dahlan Iskan memotret panorama Pyongyang di Korea Utara dengan ponselnya. Foto: disway.id

jpnn.com - Saya ke restoran.
Itu milik negara.
Saya beli apel. Di toko buah yang sederhana.
Itu milik negara.
Saya ke gym.
Itu milik negara.
Apalagi kereta api, bank dan pabrik.
Saya lewat daerah persawahan.
Itu milik negara.
Semua milik negara. Dari yang besar sampai sekecil toko buah.

Itulah Korea Utara. Semua usaha adalah usaha negara.

Seperti penjual buah itu. Dia digaji bulanan. Dapat beras, sayur dan buah-buahan. Dari pemerintah. Lewat organisasi sekelas RT.

Dia dapat pakaian seragam. Gratis. Dapat rumah gratis. Berobat gratis. Sekolah anaknya gratis.

Hanya pakaian sehari-hari yang harus beli. Dan tambahan bahan makanan –kalau mau makan lebih banyak. Atau tambah daging –kalau ingin makan lebih enak.

Perusahaan negara adalah lapangan kerja. Untuk rakyatnya.

Tidak hanya penjual buah. Semua rakyat dapat rumah gratis. Sekolah gratis. Berobat gratis. Naik bus kota hanya bayar Rp 75. Listrik di rumah hanya bayar Rp 2500/bulan. Bayarnya tiap tiga bulan.

Semua kementerian memiliki BUMN. Misalnya toko buah tadi: di bawah kementerian perdagangan.

Saya belum tahu masa depan bentuk BUMN di Korut. Jangan-jangan akan ikut cara Singapura. Perusahaan negara tetap eksis. Sebagai raja. Tapi swasta boleh ada.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News