Teman Kantorku Perebut Suamiku

Teman Kantorku Perebut Suamiku
Ilustrasi: Fajar Krisna/Radar Surabaya

jpnn.com - Yang salah jemawa, sementara yang benar malah dipojokkan. Ketidakadilan seperti rupanya tak hanya terjadi di ranah hukum saja, tetapi juga dalam urusan asmara.

Itulah yang dialami Karin -bukan nama sebenarnya- ketika harus menghadapi kenyataan pahit. Perempuan 34 tahun itu sakit hati karena suaminya -sebut saja Donwori- direbut perempuan lain.

Yang lebih menyakitkan Karin, perebut suaminya adalah temannya sendiri. Sephia -panggilan si perempuan perebut lelaki orang lain alias pelakor- adalah teman Donwori dan Karin di tempat kerja.

Kisah asmara antara Karin, Donwori dan Sephia ini boleh dibilang panjang. Tujuh tahun silam, ketiganya merupakan rekan satu kantor.

Setelah terlibat cinta lokasi, Karin dan Donwori akhirnya menikah dua tahun kemudian. Pada awal berumah tangga, hubungan pasangan suami istri (pasutri) itu baik-baik saja.

Donwori juga mau mengalah dengan mencari pekerjaan di kantor lain. Donwori melakukan itu agar Karin tetap bisa bekerja.

Namun baru menginjak tahun ketiga, rumah tangga Karin dan Donwori sudah goyah. Tanpa aba-aba sebelumnya, Donwori mengajak Karin bercerai dengan dalih perbedaan agama.

"Kalau memang karena agama, kok baru sekarang dipermasalahkan. Kenapa gak dari dulu sebelum menikah. Gak masuk akal alasane," keluh Karin di ruang tunggu Pengadilan Agama (PA)  Kelas IA Surabaya awal pekan lalu.

Ketidakadilan seperti rupanya tak hanya terjadi di ranah hukum saja, tetapi juga dalam urusan asmara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News