Terdengar Tangisan di Semak Belukar sejak Subuh, ya Ampun!

Terdengar Tangisan di Semak Belukar sejak Subuh, ya Ampun!
Bayi dibuang. Foto: Radar Banjarmasin

“Kami kerja lagi,” ujar Manto, seraya jarinya menunjuk rute mereka melakukan penyisiran. Sebagian dahan di semak belukar itu tampak rebah.

Usai istirahat siang, tangisan itu kembali terdengar. Kali ini tangisanya lebih nyaring. Rasa penasaran merundung kuli bangunan tersebut. Mereka pun tergerak kembali untuk melakukan pencarian. Meninggalkan olahan semen dan pasir yang sudah terlanjur membentuk gunungan.

Kali ini pencarian, lebih luas. Akhirnya, nasib baik menghampiri mereka. Bayi itu berhasil ditemukan. Pertama kali dilihat, bayi itu dikerubuti semut, dan meninggalkan bekas gigitan pada kulitnya yang mulai memerah. Tubuhnya hanya berbalut kantong plastik berwarna hitam. Di bagian perut saja.

Bayi itu tak leluasa bergerak. Posisinya sedikit miring. Kepalanya nyungsep ke pangkal pohon nanas. Sedikit bergerak, dahan nanas akan menggores kulit bayi yang masih lembut itu.

“Awalnya mereka mengira anak kucing, tapi saya memastikan itu anak manusia,” sahut Tuminah, yang langsung membersihkan dahan nanas dan tumbuhan liar yang ada di sekitar lokasi bayi tersebut.

Warga tak langsung mengevakuasi. Menunggu polisi. Tibalah anggota Polres Palangka Raya. 15 menit setelah mendapat laporan. Kasatsabhara Iptu Robertus Sony dan Ipda I Made Adyana.

Mereka tidak buru-buru mengangkatnya. Sangat berhati-hati. Di sekeliling, warga mendoakan agar bayi bisa diselamatkan. Sebagian juga komat-kamit menyumpahi ibu yang tega membuang bayi tersebut.

“Pertama kali kami berdua melihat, tubuhnya dikerubuti beberapa semut. Kepalanya menempel di tanah. Ada dahan nanas yang tajam di atas tubuhnya. Makanya, saya sangat pelan-pelan menyingkirkan dahan itu, dan kemudian mengangkat bayi itu,” cerita Robertus.

Terdengar suara tangisan sejak subuh yang membuat geger warga Jalan G Obos, Palangka Raya, Kalteng.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News