Terparah dalam 30 Tahun Terakhir, 600 Rumah Terendam Banjir

Terparah dalam 30 Tahun Terakhir, 600 Rumah Terendam Banjir
TENGGELAM: Banjir di Pangkut membuat sejumlah tempat ibadah juga ikut terendam air, Jumat (8/1). Foto: Rinduwan/Radar Sampit

jpnn.com - ARUT UTARA - Setidaknya 600 kepala keluarga di Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah, harus berjuang melawan banjir yang merendam rumah dan desa mereka.

Desa Riam merupakan daerah paling parah, dengan ketinggian air sekitar delapan meter. Banjir di awal tahun ini merupakan yang terparah sejak 30 tahun terakhir.

Dari 10 desa dan 1 kelurahan di wilayah itu, hanya Desa Dau yang bebas banjir karena berada di wilayah perbukitan. Rata-rata desa dan kelurahan yang terendam banjir berada di daerah rendah atau di sekitar bantaran sungai.

Aliran Sungai Arut dari daerah hulu kian memperparah banjir. Ketinggian air sungai setiap satu jam naik sekitar 20 cm. Rumah panggung yang tinggi pun tak luput direndam bencana itu dan hanya terlihat atapnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kobar mencatat, rumah yang terendam banjir, yakni di Kelurahan Pangkut sekitar 230 rumah, Desa Panahan 170 rumah, Desa Riam 32 rumah, Nanga Mua 8 rumah, Pandau 23 rumah, Sukarami 24 rumah, Penyombaan 28 rumah, Sambi 16 rumah, Gandis sekitar 40 rumah, dan Desa Kerabu sebanyak 25 rumah.

"Memang data terus berubah. Jumlah tersebut kami akumulasikan. Setiap jam terus kami update terkait penambahan jumlah rumah yang terendam banjir, karena setiap jam air yang meluap juga terus meninggi,” kata Kabid Penanggulangan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kobar, Reneli, seperti dikutip dari Radar Sampit-Pro Sampit, Sabtu (9/1). (rin/ign/adk/jpnn)


ARUT UTARA - Setidaknya 600 kepala keluarga di Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah, harus berjuang melawan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News