Tertekan Subsidi BBM, APBN-P Diprediksi Defisit
Kamis, 23 Juni 2011 – 18:47 WIB
Di antara yang menjadi perhatian Kemenkeu adalah resiko fiskal dari beban subsidi. Saat ini kata Agus, realisasi subsidi BBM sudah melebihi 7 persen dari realisasi masa yang sama tahun sebelumnya. Belum termasuk resiko fiskal dari listrik dan meningkatnya harga minyak dunia.
"Juga dilaporkan hasil dari gas yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Faktor dominan lainnya adalah program 10.000 MW tahap I yang sedianya sudah harus selesai, ternyata masih ada kemunduran," kata Agus.
Selain itu rencana awal meningkatkan penggunaan batu bara juga belum maksimal. Dampaknya penyerapan BBM semakin meningkat di berbagai pembangkit listrik. Persoalan listrik ini bukan hanya pada proses produksi tapi juga pada proses distribusi.
"Kalau sumber tenaga listrik masih dari BBM, sedangkan elektrifikasi meningkat maka akan dibayar mahal dengan subsidi yang meningkat. Inilah semua yang sedang kita kaji dalam revisi APBN-P," kata Agus.(afz/jpnn)
JAKARTA- Pemerintah akan mulai membahas APBN-P 2011 mulai tanggal 4 Juli hingga 26 Juli mendatang. Hal yang paling dikhawatirkan adalah tekanan harga
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Dukung Safari Ramadan BUMN 2024, PNM Tebar 1.000 Paket Sembako Murah
- Jakarta Lebaran Fair Bakal Digelar, Wali Hingga Ungu Siap Hibur Pengunjung
- Pendaftaran untuk Region Smart City Awards 2024 Dibuka
- UU Cipta Kerja Bikin Perizinan Cukup Satu Pintu, Termasuk soal PBG
- Penyelesaian UWILD Rig Asian Endeavour 1 Perkuat Kerja Sama Industri Maritim
- BSD dan PIK 2 Jadi PSN, IMM Curiga Ada Main Mata