Tholut Kendalikan Teror dari Jawa

Tholut Kendalikan Teror dari Jawa
Tholut Kendalikan Teror dari Jawa
Sekitar 1989--1990 terdakwa kembali ke Indonesia. Pada 1995, Abu Tholut menerima kiriman buku dan surat dari Abdullah Sungkar yang isinya meminta terdakwa menjajaki tempat latihan militer di Moro, Filipina, dan meminta terdakwa bergabung dengan organisasi Jamaah Islamiyah (JI) yang dipimpin Abdullah Sungkar. Dalam JI, terdakwa diberi jabatan mantiqi III.

Pada 1999, dia ke Moro dengan menggunakan paspor atas nama Herman dan menetap di kamp Hudaibiyah delapan bulan. Selama di kamp itu Tholut mengajar taktik berperang dan dasar-dasar militer. Dia kembali ke Indonesia pada 2000. Pada 2001, saat terjadi kerusuhan di Poso, Tholut datang ke Poso. Dia disana berkenalan dengan Azmi, Zainal, Mujahid, dan Syaiful Wali (belum tertangkap). Pada saat terjadi konflik di Poso itu, dia menghubungi Khaerudin alias Nasir Abbas. Tholut meminta Nasir menyediakan senjata api, amunisi, dan bahan peledak.

Pada 2003, Tholut bertemu dengan temannya, Ikhwanudin, di TMII. Dalam pembicaraan itu, mereka bersepakat akan meledakkan Hotel Ciputra (CitraLand). Keduanya membagi tugas. Ikhwabudin menggambar denah hotel di Grogol, Jakbar, itu, sedangkan Tholut menyiapkan senjata api dan bahan peledak.Rencana belum terlaksana, pada 8 Juli 2003, dia ditangkap polisi di rumahnya, Perumahan Permata Hijau Permai Blok F-11 No 16 RT 07/18, Kelurahan Kali Abang Tengah, Bekasi Utara.

Namun, Tholut ternyata bisa bebas dengan cepat. Soal pembebasan Tholut itu, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Untung Sugiono menyatakan bahwa pemberian remisinya sudah sesuai dengan aturan. "Remisi itu merupakan hak setiap narapidana. Kami hanya melaksanakan perintah undang-undang," kata Untung kemarin.

JAKARTA - Upaya menelusuri jejak para penyerang markas Polsek Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu dini hari (22/9) intensif dilakukan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News