Tiga Hotel Tiga Malam

Oleh Dahlan Iskan

Tiga Hotel Tiga Malam
Dahlan Iskan menyaksikan turis Eropa mengenakan abaya di Masjid Hariri, Beirut, Lebanon. Foto: Instagram/dahlaniskan19

Saya pernah ke gym yang sangat besar di Amerika. Tidak sebesar dan semewah yang di Izmir itu.

Di hari kedua itu bisa saja saya jalan-jalan. Di sekitar Swissotel. Di belakang St Regist Hotel.

Segala macam toko barang mewah ada di jalan-jalan sekitar itu. Yang juga sangat ramai. Dengan wanita penenteng belanja.

Di sekitar ini juga berderet praktik dokter. Khusus operasi plastik. Kecantikan. Botoks. Tarik benang. Implant payudara. Pemancung hidung. Pelebar mata. Mungkin juga. Penyemok pantat. Dan penyari rapet benda berharga.

Saya sudah tahu itu. Tidak perlu ke situ.

Setelah dua malam di sisi Bahcesehir ini saya pindah lagi. Ke sisi Atasehir. Kota Istanbul yang di timur Selat Bosphorus. Yang dari sisi barat terlihat seperti anak tiri. Seperti hinterland yang di depan.

Tapi, kini sebenarnya sudah berubah. Sisi timur itu tidak kalah pentingnya. Tidak lagi seperti ‘Samarinda Seberang’. Atau seperti ‘Kampung 20 Ilir’ di seberang Palembang.

Kota Istanbul yang di sisi Asia ini sudah punya predikat baru: pusat bisnis dan finansial.

Sudah lebih seribu tahun tidak ada orang Turki yang berani nembangun masjid dengan enam menara. Hanya Recep Erdogan yang punya nyali.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News