Tiket Pesawat Mahal, Omzet Pengusaha Oleh-Oleh Terjun Bebas

Tiket Pesawat Mahal, Omzet Pengusaha Oleh-Oleh Terjun Bebas
Ilustrasi toko oleh-oleh di bandara. Foto: Kaltim Post/JPNN

“Saya masih melihat nanti sebelum Lebaran, biasanya H-7 mulai banyak permintaan. Setelah Lebaran juga cukup banyak,” tuturnya.

Dia menjelaskan, sepinya permintaan bukan semata-mata karena mahalnya harga tiket.

Penurunan penumpang dari Balikpapan juga karena mulai beroperasinya Bandara APT Pranoto Samarinda.

“Kami akui permintaan dari Samarinda lebih tinggi. Saya juga mulai melakukan penjualan di Samarinda. Ada toko yang sudah saya bangun di Samarinda,” terangnya.

Owner Peyek Kepiting Kampoeng Timoer Filsa juga mengakui sepinya bandara Balikpapan memengaruhi pendapatan usahanya.

Dia menyebutkan, penurunan pendapatan dan penjualan yang dicatatkan hingga 50 persen.

Di sisi lain, dirinya tidak bisa menaikkan harga jual. Sebab, daya beli masyarakat masih belum sepenuhnya membaik.

“Harga saya naikkan, konsumen saya bisa teriak,” ujarnya.

Harga tiket pesawat yang mahal memberikan dampak negatif bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), khususnya penyedia oleh-oleh, di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News