TKI Pulang ke Indonesia setelah Dikira Telah Meninggal 

TKI Pulang ke Indonesia setelah Dikira Telah Meninggal 
Kepala BNP2TKI Nusron Wahid (kiri) menjemput Nenek Jumanti di Bandara Soetta, Senin (14/5). Foto: Elfany Kurniawan/JPNN.com

jpnn.com, JEMBER - Jumanti Kiptiyah Bin Bejo, 71, kembali pulang. Padahal, sudah 28 tahun warga Dusun Sawahan, Desa Paleran, Kecamatan Umbulsari, tersebut berangkat bekerja di Riyadh, Arab Saudi.

Awalnya, Kiptiyah sempat berkirim kabar kepada keluarga lewat surat. Dia juga sempat beberapa kali menulis surat dan hanya sekali mengirim wesel Rp 1 juta. 

Namun, hal itu tak dilakukan lagi mulai tahun kedua dia bekerja atau 1991. Selasa malam (15/4), Kiptiyah akhirnya bisa mendarat di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi. 

Sebelum tiba di Bandara Blimbingsari, Kiptiyah sempat bermalam di Jakarta. Saat tiba di Banyuwangi, dia dijemput tiga anak dan seorang menantunya dengan mobil. 

Kepulangan Kiptiyah juga didampingi Chairil, kepala seksi Arab Saudi Kemenlu; Panji, koordinator Badan Nasional Penem­patan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Serang dan Pos Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (P4TKI) Banyuwangi; serta Ferdinan, koordinator BNP2TKI Serang.

Suasana haru mewarnai penjemputan Kiptiyah. Rindu berbaur hujan tangis. Kiptiyah memeluk erat anak-anaknya. 

Saking lamanya berpisah, Syaiful Hadi, anak pertama Kiptiyah, sempat lupa wajah ibunya. Demikian pula Kiptiyah yang sempat lupa dengan Syaiful. 

Padahal, beberapa minggu terakhir, mereka sering kontak lewat video call. ''Beda jauh dengan dulu waktu berangkat,'' ungkap Syaiful.

TKI lansia dipulangkan ke Indonesia dan diberikan uang ratusan oleh majikannya di hadapan KBRI Riyadh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News