Tompi: Bikin Vaksin Virus Corona Bukan Kayak Buat Rujak
jpnn.com, JAKARTA - Musikus Tompi mengingatkan kepada seluruh masyarakat bahwa pembuatan vaksin virus Covid-19 bukan sesuatu hal yang mudah.
Tompi menyebut butuh waktu lama untuk menemukan vaksin tersebut, meneliti hingga digunakan secara massal.
"Bikin vaksin itu bukan kayak bikin rujak, datang kumpul diaduk-aduk jadi. Virus ini pun secara hasil riset berubah-ubah terus. Kita tidak bisa ngomong tahun depan jadi, atau bulan jadi," kata Tompi saat berbincang-bincang melalui video virtual kemarin.
Menurut pria yang berprofesi Dokter kecantikan itu, yang kesulitan menemukan vaksin bukan hanya ilmuan di Indonesia, tetapi ilmuan di luar yang negaranya lebih maju pun sudah kelimpungan.
"Kita lihat saja Israel sudah mengumumkan vaksin bulan depan keluar, tetapi sampai sekarang tidak ada. Kemudian Amerika dan negara-negara lain juga mengumumkan tapi sampai sekarang tidak ada. Jadi saya rasa jangan tertalu kepedeean juga orang Indonesia bisa menemukan vaksin," tuturnya.
Untuk itu, Tompi menekankan agar masyarakat mempunyai kesadaran diri dengan mematuhi protokol covid-19. Sebab, kata Tompi, itu merupakan satu-satunya cara yang paling mungkin dikerjakan.
"Yang terpenting sekarang adalah bagaimana masyarakat sadar akan kesehatan dan tahu diri. Tahu diri itu seperti cuci tangan, pakai masker dan menghindari tempat keramaian. Hal itu terus dilakukan sambil menunggu perkembangan ilmuan," ungkapnya. (mg9/jpnn)
Tompi meminta masyarakat dalam kondisi seperti ini untuk lebih tahu diri dan sadar akan pentingnya menjaga kesehatan sambil menunggu vaksin corona berhasil ditemukan.
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian
- Prambanan Jazz Festival 2022 Menuntaskan Rindu dengan Meriah
- Trio Lestari Hadirkan Semangat Glenn Fredly di Prambanan Jazz Festival 2022
- 2 Tahun Kepergian Glenn Fredly, Tompi: Ada Rindu yang Sangat
- Makan Teman, Pengingat dari Tompi
- Pengakuan Mengejutkan Hotman Paris Pisah Ranjang dengan Istrinya, Ternyata
- Budi Gunawan: IKN Nusantara Dirancang Siap Menghadapi Pandemi