Tragedi KM Arista: Mereka Usai Belanja Kebutuhan Lebaran

Tragedi KM Arista: Mereka Usai Belanja Kebutuhan Lebaran
Keluarga korban tenggelam KM Arista tak kuasa menahan tangis saat di depan Kamar Jenazah RS AL Jala Ammari Makassar, Makassar, Rabu (13/6/2018). FOTO: IDHAM AMA/FAJAR

jpnn.com, MAKASSAR - Kapal laut KM Arista dihajar ombak saat meninggalkan Pelabuhan Paotere Makassar tujuan Pulau Barrang Lompo, Kecamatan, Sangkarrang, Rabu, 13 Juni, sekitar pukul 12.30 Wita. Total ada 13 penumpang tewas dalam tragedi itu.

Rencana Yusuf untuk berlebaran bersama semua anggota keluarganya pupus. Dia kehilangan istri dan anaknya. Yusuf sendiri berhasil menyelamatkan diri.

Istrinya, Arini (30) dan anaknya Arsyam (1) tahun tewas. Sementara anak pertamanya, Yusri (5) kritis dan menjalani perawatan di rumah sakit.

Total ada 13 penumpang tewas. Semua penumpang merupakan warga pulau yang baru saja berbelanja kebutuhan untuk Lebaran di wilayah daratan Makassar.

Ishak kerabat Yusuf yang juga ikut dalam kapal, berkata KM Arista mulai kehilangan keseimbangan saat dihempas ombak besar. Semua penumpang panik, kapal mulai oleng, nakhoda pun sulit mengendalikan.

Dia kebetulan berada tak jauh dari nakhoda kapal. Sementara Arini dan kedua anaknya berada di bagian yang berbeda. "Saya lihat dari jauh, ibu Ariani ini sempat susui anak keduanya, sebelum terhempas karena ombak," bebernua.

Ishak mampu bercerita banyak, matanya berkaca-kaca. Apalagi dua kerabatnya telah tiada. Saat tenggelam, memang tak ada kapal di sekitarnya. Cukup lama para penumpang menunggu hingga nelayan dan tim Basarnas tiba.

"Saya coba selamatkan anak pertamanya Yusuf (Arsyam, red). Tetapi tidak tertolong. Sementara Yusuf selamatkan anaknya yang satu, ke kapal nelayan," bebernya.

Angin kencang dan ombak besar menghantam KM Arista yang baru saja meninggalkan Pelabuhan Paotere Makassar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News