Utang LN Makin Banyak, Syarief Hasan Ingatkan Pemerintah Hati-Hati
Adapun posisi utang luar negeri Indonesia 10 tahun lalu di 2009 hanya USD 179,40 miliar.
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini juga mengingatkan pemerintah terkait rasio utang luar negeri terhadap gross national income (GNI) yang telah mencapai 38,64 persen.
“PNB Indonesia berkisar Rp 15.779,7 triliun. Dengan utang luar negeri mencapai Rp 6098,2 triliun berarti rasionya berkisar 38,64 persen," jelasnya.
Menurut dia, kondisi ini menunjukkan pengelolaan utang Indonesia makin memburuk.
"Indikator ini juga menunjukkan kemampuan membayar utang Indonesia makin memburuk," lanjut Syarief.
Ia juga menegaskan pemerintah lebih berhati-hati dalam mengelola utang luar negeri.
"Rasio utang Indonesia kemungkinan akan naik beberapa tahun mendatang akibat tekanan pandemi Covid-19. Belanja pemerintah terus meningkat seiring dengan penurunan penerimaan negara, ditambah utang-utang baru yang makin ditingkatkan," jelas Syarief.
Ia menyebutkan bahwa selama ini pemerintah telah mengucurkan dana besar hingga Rp 800 triliun yang didominasi utang luar negeri untuk menanggulangi Covid-19, namun belum membuahkan hasil yang optimal.
Syarief mengingatkan pemerintah hati-hati dengan kondisi utang luar negeri Indonesia yang membeludak.
- Cermati Perkembangan Global, BRI Lebih Fokus ke Tantangan Domestik Melalui Pemberdayaan UMKM
- Ketua MPR Publikasikan Hasil Riset Ilmiah 4 Pilar Kebangsaan, Ungkap Masalah di Kepri
- Catatan Ketua MPR: Mencermati Dampak Eskalasi Ketegangan di Timur Tengah
- Hidayat Nur Wahid Soroti Dissenting Opinion 3 Hakim MK, Begini Catatannya
- Dorong Pelaku Usaha Naik Kelas, Pertamina Gelar UMK Academy 2024
- Bamsoet Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Parpol Lain di Luar Koalisi Indonesia Maju