Uya Utama

Oleh: Dahlan Iskan

Uya Utama
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - UYA KUYA terlihat kian naik kelas. Podcast-nya kian serius. Terakhir yang saya lihat: mewadahi keluarga yang mengaku disiksa polisi, dibakar rumahnya, dan dirampas kebun sawitnya.

Yang seperti ini, dulu, adalah pekerjaan wartawan dari surat kabar mainstream. Di era koran yang kian sulit tidak terlihat lagi koran perjuangan yang menegakkan keadilan dan membela orang lemah seperti itu.

Peran itu kini diambil alih oleh Uya Kuya. Lihatlah podcast-nya tentang nasib petani sawit dari Rokan Hilir, Riau.

Baca Juga:

Petaninya sendiri sudah meninggal dunia. Yang hadir di podcast Uya Kuya adalah istri dan dua putri petani itu. Mereka didampingi pengacara terkenal Kamaruddin Simanjuntak.

Anda sudah tahu pengacara ini: yang top berkat keberaniannya membela terbunuh Brigadir Yosua dalam kasus Ferdy Sambo itu.

Uya Kuya tidak sekadar pewawancara di podcast itu. Uya Kuya sudah memberanikan dirinya sebagai pejuang keadilan. Ia berjanji akan terus mengawal kasus ini. Apa pun risikonya. Tekad seperti itulah yang dulu mendarah-daging di kalangan wartawan koran.

Mungkin masih ada wartawan koran yang seperti itu. Akan tetapi pengaruh tulisan di korannya sudah tidak menggetarkan seperti dulu lagi.

Sebuah tulisan di koran sudah tidak bisa lagi menghebohkan. Lalu berkembang menjadi isu penekan bagi pengambil kebijakan.

UYA KUYA terlihat kian naik kelas. Podcast-nya mewadahi keluarga yang mengaku disiksa polisi, dibakar rumahnya, dan dirampas kebun sawitnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News