Virus Corona Merontokkan Harga Minyak Dunia

Virus Corona Merontokkan Harga Minyak Dunia
Kilang minyak. Foto: Reuters

Pasar ekuitas global siap untuk kerugian bulanan pertama mereka sejak Agustus dan indeks-indeks utama Wall Street anjlok lebih dari satu persen pada Jumat (31/1), karena laba beberapa perusahaan bervariasi ditambah kekhawatiran atas dampak virus corona.

Gangguan dalam rantai pasokan dan pembatasan perjalanan mendorong para ekonom untuk mengekang ekspektasi pertumbuhan China, ekonomi terbesar kedua di dunia.

Goldman Sachs mengatakan wabah itu kemungkinan akan mengurangi 0,4 poin persentase dari pertumbuhan ekonomi China pada 2020 dan juga dapat menyeret ekonomi AS lebih rendah.

Wabah ini dapat mengurangi permintaan minyak China lebih dari 250.000 barel per hari (bph) pada kuartal pertama, kata para analis.

"Jika virus corona memiliki efek yang sebanding dengan SARS, itu dapat mengurangi permintaan minyak China sekitar 400.000 barel per hari," kata analis Capital Economics dalam sebuah catatan.

Banyak perusahaan di China berencana untuk kembali bekerja pada Jumat (31/1/2020) setelah perayaan liburan Tahun Baru Imlek selama seminggu, tetapi pihak berwenang memerintahkan bisnis di banyak wilayah untuk tutup lebih lama guna menahan penyakit ini.

Pertumbuhan aktivitas pabrik China tersendat pada Januari. Indeks Pembelian Manajer (PMI) turun menjadi 50,0 dari 50,2 pada Desember, kata Biro Statistik Nasional (NBS) China. Tanda 50 poin memisahkan pertumbuhan dari konstraksi.

Sebuah jajak pendapat Reuters pada Jumat (31/1), menunjukkan harga minyak tahun ini akan tetap didukung di dekat level saat ini karena risiko politik dan pembatasan produksi yang dipimpin OPEC mengimbangi meningkatnya pasokan.

Harga minyak jatuh pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), ini berlanjut dalam empat minggu berturut-turut, disebabkan meningkatnya kekhawatiran virus corona.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News