Wabah DBD: Mengapa Umur Nyamuk Tahun Ini Lebih Panjang?

Wabah DBD: Mengapa Umur Nyamuk Tahun Ini Lebih Panjang?
Pasien DBD. ILUSTRASI. Foto: Dok. Radar Gresik/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Jumlah penderita DBD (demam berdarah dengue) di Jawa Timur tertinggi di Indonesia. Menurut data Selasa lalu (29/1) ada 2.657 orang yang terjangkit DBD dan 47 diantaranya meninggal.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoontik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Rabu (30/1) mengatakan bahwa secara nasional ada 13.683 kasus DBD se-Indonesia per Selasa lalu.

Selain Jatim, yang tertinggi lainnya adalah Jawa Barat dan NTT. Masing-masing ada 2.008 kasus dan 1.169 kasus. ”Jika dilihat dari data sebelumnya maka kami belum menetapkan status KLB (Kejadian Luar Biasa, Red),” ucapnya.

Menurutnya iklim tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Tahun ini cenderung lebih banyak intensitas hujannya. Padahal adanya genangan dan suhu yang lembab dapat mempengaruhi kehidupan nyamuk.

”Telur nyamuk ada tempat menetas dan karena suhu jadi berpengaruh ke umur nyamuk. Usianya semakin panjang,” ungkapnya.

Lalu kenapa di Jawa Timur jumlah penderitanya banyak? Nadia mengatakan ada beberapa kemungkinan. Salah satunya adalah soal antisipasi dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang dimungkinkan tidak serius.

”Tahun lalu Jatim juga tertinggi dengan penderita terbanyak di Kota Malang. Nah sekarang di Kediri. Mungkin PSN Malang sudah dibenahi,” tuturnya.

Nadia menambahkan bahwa ada dua cara dalam pengendalian jumlah penderita DBD. Pertama pengendalian larva dengan meminimalisir tempat berkembang biak. Sedangkan untuk nyamuk dewasa dapat dikendalikan dengan fogging. ”PSN harusnya rutin,” kata Nadia.

Kementerian Kesehatan memaparkan kondisi DBD alias demam berdarah dengue di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News