Wabah Ebola Menggila, Petugas Kesehatan Malah Dibantai Warga

Wabah Ebola Menggila, Petugas Kesehatan Malah Dibantai Warga
Petugas kesehatan memakai baju pelindung sebelum merawat pasien ebola. Foto: AFP

Berbagai usaha dilakukan untuk mencegah virus ebola meluas. Orang-orang yang keluar masuk Kongo harus dicek lebih dulu. Di dalam negeri juga terdapat banyak tempat pemeriksaan. Namun, tetap saja, virus itu terus menyebar tak terkendali. Dalam beberapa kasus, ada orang yang terjangkit meski tak bersentuhan dengan penderita.

’’Sudah hampir satu tahun dan situasinya tidak membaik,’’ tegas Newport. Yang ada, justru kian melonjak.

Sebut saja kisah salah seorang pastor di Butembo, wilayah yang paling parah terdampak ebola. Dia berkhotbah di tujuh lokasi dan menyentuh salah seorang penderita ebola. Pastor yang tidak disebutkan namanya itu pergi ke Goma dengan menggunakan bus. Dia sudah tertular, tapi belum terdeteksi. Di berbagai pos pemeriksaan, dia menggunakan nama yang berbeda-beda. Begitu tiba di Goma, dia langsung ambruk. Senin nyawanya tak bisa terselamatkan. Sekitar 60 orang yang kontak dengan pastor tersebut sudah divaksin.

Di Kongo dan beberapa negara sekitarnya, kelompok militan lumayan banyak. Karena itu, petugas kesehatan biasanya didampingi polisi dan militer. Tapi, hal tersebut justru membuat penduduk kian menaruh kecurigaan.

’’Kita harus menurunkan jumlah kehadiran pasukan keamanan yang mendampingi tim respons karena saat ini itu lebih banyak menimbulkan keburukan daripada kebaikan,’’ tegas Direktur Mercy Corps Kongo Jean-Philippe Marcoux.

Karena wabah yang kian tak terkendali itu, Rabu (17/7) WHO mendeklarasikan status darurat kesehatan global untuk wabah ebola. Sebagai respons, Uni Afrika berencana mengirimkan anggota Korps Relawan Kesehatan Afrika ke Kongo. Saat wabah ebola terjadi di Afrika Barat 2014–2016, korps itu punya peran penting untuk mencegah penyebaran dan memulihkan situasi.

Direktur Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit Afrika John N. Nkengasong menegaskan bahwa dirinya berencana untuk memaparkan situasi yang terjadi ke Dewan Keamanan dan Perdamaian Uni Afrika pekan depan.

’’Kami harus melakukan sesuatu yang luar biasa untuk menjamin keamanan area respons sehingga kami bisa benar-benar mengakhiri situasi ini dengan cepat,’’ tegasnya. (Siti Aisyah/c10/dos)


Ebola terdeteksi 1 Agustus tahun lalu di Kongo untuk kali ke-10. Wabah itu masih sulit dikendalikan. Tak ada obat dan ketidakpercayaan terhadap petugas kesehatan menjadi salah satu faktor penyebaran.


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News