Wajah Islam di Kampung Minoritas

Wajah Islam di Kampung Minoritas
Wajah Islam di Kampung Minoritas. Foto Indra Mufarendra/Radar Malang/JPNN.com

”Di antaranya, kami pernah mendapat dari Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) dan Al Hayat,” ujar dia.

Nah, donasi itu kemudian dibagi-bagikan. Tak hanya kepada santri maupun warga yang beragama Islam. ”Tapi semuanya, termasuk mereka yang bukan orang Islam,” kata dia.

Kemudian, Amin bersama adiknya, Mansyur Arif, membentuk Kelompok Tani Rukun Amanah pada 2014. Kelompok ini tak hanya mengakomodasi warga Dusun Kebon Kuto, tapi juga warga lain di Desa Sukodadi. ”Awalnya, hanya ada 25 orang yang ikut,” kata dia.

Lewat kelompok tani itu, Amin mengupayakan program-program dari sejumlah instansi atau lembaga.

”Di antaranya, kami memfasilitasi petani dari desa ini supaya bisa mengakses kredit usaha rakyat (KUR) dari BRI. Akses permodalan itu amat membantu,” jelas dia.

Karena itulah, tak heran jika jumlah anggota Kelompok Tani Rukun Amanah terus bertambah. Saat ini, kelompok itu telah memiliki sekitar 150 anggota.

”Tujuan saya membentuk kelompok ini adalah supaya antara warga muslim dengan warga nonmuslim bisa rukun,” ujar dia.

Lewat bakti sosial (baksos), anggota kelompok tani itu juga hampir setiap tahun selalu saja ada yang masuk Islam atau menjadi mualaf. ”Di Dusun Kebon Kuto misalnya, kalau dulu (2012) muslimnya hanya 25 persen, sekarang jadi 40 persen,” kata dia.

Loporan dari Tim Jelajah Radar Malang kali ini melaporkan wajah Islam di kampung minoritas muslim yang ada di Dusun Kebon Kuto, Desa Sukodadi, Kecamatan Wagir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News