Wajar Publik Ragu Polda Metro Bisa Ungkap Kasus Tewasnya Brigadir J, Ini Indikasinya

Wajar Publik Ragu Polda Metro Bisa Ungkap Kasus Tewasnya Brigadir J, Ini Indikasinya
Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo dan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran tampak berpelukan. Foto: tangkapan layar video yang beredar di grup awak media

Di sisi lain, Irjen Ferdy Sambo tentu berkaitan dalam kasus tewasnya Brigadir J. Terlebih, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah menonaktifkan alumnus Akpol 1994 itu.

"Jadi, secara etika memang tidak bisa dibenarkan seorang penyidik utama dan penanggung jawab penegakan hukum bertemu dengan seseorang yang terlibat dalam sebuah kasus pidana," ungkap Bambang.

Menurut dia, apabila pertemuan itu sekadar bentuk simpati senior dalam hal ini Irjen Fadil kepada juniornya, yakni Irjen Ferdy Sambo, seharusnya bukan dalam pertemuan resmi antarpejabat Polri.

"Klarifikasi Kapolda Metro setelah itu yang menyebut bahwa pertemuan itu hanya sekadar support personal tentunya sangat naif bila diterima begitu saja," ujar Bambang.

Selain soal peristiwa pelukan, status nonaktif Kapolres Jaksel Kombes Budhi Herdi Susianto menjadi pemantik lain keraguan publik terhadap pengungkapan kasus tewasnya Brigadir J.

Irjen Fadil tentu berstatus pimpinan langsung Kombes Budhi yang dinonaktifkan menyusul kasus tewasnya Brigadir J.

Namun, Bambang mengingatkan bahwa eks Kapolda Jawa Timur itu bisa saja mendapat laporan dari Kombes Budhi dalam peristiwa nahas yang menewaskan Brigadir J.

Dia merasa sangat aneh bila semua tindakan Kombes Budhi dalam penanganan awal kasus, tanpa supervisi dan sepengetahuan Irjen Fadil.

Menurut Bambang, keraguan publik itu terpantik setelah Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran terekam memeluk erat Irjen Ferdy Sambo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News