Warga Pulau Untung Jawa Masih Takut Konsumsi Hasil Penyulingan Air Laut  

Warga Pulau Untung Jawa Masih Takut Konsumsi Hasil Penyulingan Air Laut  
SWRO di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu. Foto: Andrian Gilang/JPNN.com

jpnn.com, KEPULAUAN SERIBU - Penyulingan air laut menjadi air tawar dari teknologi seawater reverse osmosis (SWRO) sudah tersedia di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu. SWRO tersebut dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum.

Lurah Pulau Untung Jawa Ade Slamet mengatakan,‎ masyarakat tidak berani mengonsumsi air hasil dari SWRO. Mereka memilih menggunakan air tersebut untuk keperluan lain.

"Kami coba enggak enak rasanya. Paling untuk cuci baju dan siram tanaman," kata Ade di kantor Kelurahan Pulau Untung Jawa, ‎Kepulauan Seribu, Sabtu (12/8).

Ade mengungkap, kadar total dissolved solids (TDS) atau kandungan unsur padat dalam air hasil SWRO masih cukup tinggi, meski telah memenuhi standar Kementerian Kesehatan, yaitu di bawah 500 miligram per liter.

SWRO, kata Ade, awalnya disebut bisa memproduksi air sebanyak 80 meter kubik per hari. Namun kenyataannya, ketika ditanya ke pengelola, air yang dihasilkan hanya 50 meter kubik per hari.

Jumlah tersebut belum bisa memenuhi kebutuhan warga di Pulau Untung Jawa. "Di sini ada lebih dari 500 rumah, masih kekurangan," tutur Ade.

Sementara, Direktur ‎Teknik PAM Jaya Barce Simarmata mengatakan, jumlah kandungan unsur padat pada air hasil SWRO adalah 325 miligram per liter. "Sudah memenuhi standar air minum sesuai standar Kementerian Kesehatan," ucapnya.

Barce menyatakan, tingkat kekeruhan air hanya 0,4 nephelometric turbidity unit (NTU). Standar kekeruhan air minum adalah lima NTU.

Penyulingan air laut menjadi air tawar dari teknologi seawater reverse osmosis (SWRO) sudah tersedia di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu. SWRO

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News