Wow, Setiap ABK Penyeludup 1 Ton Narkoba Itu Diupah Sebegini

Wow, Setiap ABK Penyeludup 1 Ton Narkoba Itu Diupah Sebegini
Anggota Brimob menggiring lima tersangka ABK Kapal Wonderlust penyelundup 1 ton sabu kedalam perahu karet di Dermaga Bea dan Cukai, Tanjunguncang, Batuaji, Batam saat ekspos, Senin (17/7). F. Dalil Harahap/Batam Pos/jpg

jpnn.com, BATAM - Petugas gabungan dari Polda Metro Jaya dan Polres Depok, mengaku kesulitan untuk membongkar jaringan narkoba internasional yang dibekuk membawa satu ton narkoba jenis sabu di Anyer, Kamis (13/7) lalu.

Itu karena jaringan tersebut menggunakan sistem sel terputus, yang mana antara pelaku yang ditangkap dengan penyuplai ataupun penerima narkoba di Tanah Air mengaku tidak saling kenal.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wastito mengatakan, jaringan narkoba asal Taiwan yang diamankan berjumlah delapan orang.

Tiga orang ditangkap di Anyer, sementara lima orang ditangkap di kapal Wanderlust.

"Para pelaku yang diamankan ini umumnya sebagai transporter. Mereka menerapkan sistem sel terputus, jadi dengan penyuplai atau penerima (narkoba) tidak saling kenal. Mereka juga masih tutup mulut terkait jaringan lain atau sepak terjang mereka," ujar Setyo seperti dilansir Batam Pos (Jawa Pos Group) hari ini.

Sistem jaringan yang tertata rapi tersebut diakui Setyo, menyulitkan polisi dan instansi penegak hukum terkait, untuk mengusut tuntas semua jaringan yang terlibat dengan penyelundupan satu ton sabu itu.

"Selain itu mereka juga menggunakan sistem IT yang cukup canggih, jadi memang agak susah untuk menelusuri semuanya," tutur Setyo.

Bahkan sampai siang kemarin, polisi juga belum bisa memastikan apakah ada keterlibatan warga negara Indonesia atau tidak terkait jaringan narkoba tersebut.

Petugas gabungan dari Polda Metro Jaya dan Polres Depok, mengaku kesulitan untuk membongkar jaringan narkoba internasional yang dibekuk membawa satu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News