Yasonna & Sri Mulyani Rutin Pakai Wallahul Muwaffiq, Cak Imin: Semua pada Akhirnya NU

Yasonna & Sri Mulyani Rutin Pakai Wallahul Muwaffiq, Cak Imin: Semua pada Akhirnya NU
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar berpidato pada Sarasehan Nasional Satu Abad NU di Jakarta, Senin (30/1). Foto: Ricardo/JPNN.com

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II itu juga bercerita soal Menkeu Sri Mulyani yang  menggunakan istilah wallahul muwaffiq ila aqwamit thariq.

“Dua tahun terakhir ini, Bu Sri Mulyani tidak pernah berpidato tanpa mengakhiri dengan wallahul muwaffiq,” imbuh Muhaimin.

“Artinya, semua pada akhirnya NU,” ucap Cak Imin disambut aplaus hadirin dalam sarasehan itu.

Menurut Ensiklopedia NU yang dipajang di laman nu.or.id, istilah wallahul muwaffiq ila aqwamit thariq diciptakan oleh almarhum KH Ahmad Abdul Hamid, pengasuh Pondok Pesantren al-Hidayah Kendal, Jawa Tengah.

Ulama karismatik yang dikenal produktif menerjemahkan berbagai kitab itu menciptakan ‘wallahul muwaffiq ila aqwamit thariq’ untuk pengganti ‘wa billahit-taufiq wal-hidayah’ yang sudah populer di kalangan non-nahdiyin.

Konon Kiai Ahmad pula yang menciptakan ‘wa billahit-taufiq wal-hidayah’ untuk penutup surat maupun pidato.

Setelah istilah itu kondang dan dipakai banyak kalangan di luar NU, Kiai Ahmad ‘wallahul muwaffiq ila aqwamit thariq’ yang artinya secara harfiah ialah ‘Allah adalah Dzat yang memberi petunjuk ke jalan yang selurus-lurusnya’.(Mcr8/JPNN.com)


Menurut Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, ada dua menteri yang bukan warga NU tetapi selalu mengakhiri pidato dengan penutup seperti nahdiyin.


Redaktur : Antoni
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News