Industri Shipyard Indonesia Bisa Bangkit Kembali, Asal...
jpnn.com, BATAM - Kelesuan ekonomi global punya andil mempengaruhi industri galangan kapal dan konstruksi minyak dan gas di seluruh dunia, termasuk Batam, Kepri.
China, Korea Selatan, Singapura dan Malaysia tengah merana.
"Contohnya Hyundai Heavy Industries asal Korea Selatan terpaksa menutup galangan kapalnya yang ada di Gunsan," papar Direktur Small Medium Enterprise, Indonesia Marketing Association (IMA) Chapter Batam, Irfan Widyasa kepada Batam Pos (Jawa Pos Group), Rabu (19/7).
Kemudian, perusahaan layanan lepas pantai yang bermarkas di Singapura, Vallianz juga menutup layanan perbaikan dan pemeliharaan kapalnya.
"Sehingga Vallianz berencana menggabungkan operasi galangannya yang ada di Batam, Indonesia," jelasnya.
Meskipun tengah didera keterpurukan, galangan kapal di Batam masih punya peluang untuk bangkit kembali.
Irfan menjelaskan ada lima sinyal positif yang mampu menolong shipyard di Batam untuk bisa berkibar lagi.
Pertama, mulai stabilnya harga minyak mentah di kisaran 45-50 dolar Amerika, kemudian membaiknya harga batubara pada tahun ini pada angka 75 dolar Amerika.
Kelesuan ekonomi global punya andil mempengaruhi industri galangan kapal dan konstruksi minyak dan gas di seluruh dunia, termasuk Batam, Kepri.
- RUPST 2024, Sampoerna Sambut Presiden Direktur Baru
- ICS Compute Tawarkan Solusi AI Efektif & Aman Bagi Developer Lokal
- Hannover Messe 2024, Dirut Pertamina Tegaskan Target 25 Persen Pemimpin Perempuan
- Keripik Tempe Rohani jadi Oleh-Oleh Khas yang Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI
- 90 Pegawai Non-ASN di Batam tidak Masuk Kerja Seusai Cuti Lebaran
- Bea Cukai Purwokerto Dorong Pengembangan Industri Hasil Tembakau di Purbalingga