Jepang Undang Bupati Banyuwangi Paparkan Program Inovasi

Jepang Undang Bupati Banyuwangi Paparkan Program Inovasi
Abdullah Azwar Anas. Foto: dok.pri for JPNN.com

jpnn.com, BANYUWANGI - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mendapatkan kesempatan memaparkan program yang berhasil dikembangkan dalam mengakselerasi pembangunan di daerah non-kota besar seperti Banyuwangi.

Kesempatan itu datang setelah Bupati Anas menerima undangan dari Japan International Cooperation Agency (JICA) dan The National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS), yang menggelar High Level Forum LEADING in Asia, di Tokyo, Jepang, 25-26 April ini.

LEADING adalah Leadership Enhancement and Administrative Development for Innovative Governance. Di forum itu, Anas adalah satu-satunya pembicara dari Indonesia. Pembicara lain adalah pemimpin daerah dari Filipina, Jepang, Thailand, dan Vietnam.

"Ini kehormatan tersendiri, saya akan manfaatkan membangun jejaring antara Banyuwangi dan publik global, terutama Jepang," ujar Anas.

JICA dan GRIPS mengundang Banyuwangi karena menilai kabupaten ini mampu melakukan percepatan pelayanan dan pembangunan daerah, meski sebelumnya mempunyai banyak tantangan, terutama keterbatasan SDM dan infrastruktur. Tantangan yang dihadapi Banyuwangi berbeda dengan kota besar yang sudah jauh lebih mapan sebelumnya.

"Kami punya banyak keterbatasan, tapi tidak boleh pasrah. Pokoknya harus gerak, melakukan hal-hal yang bisa dilakukan. Mulai pelayanan publik, tata kelola desa, pertanian, pariwisata, dan sebagainya. Sehingga Banyuwangi terus berkembang saat ini, tentu harus diakui masih banyak kekurangan," kata bupati berusia 43 tahun itu.

Di Tokyo, secara khusus dia akan memaparkan inovasi penguatan desa. Misalnya, program ”Smart Kampung” yang mendorong pelayanan desa berbasis teknologi informasi (TI). Sebagai kabupaten terluas di Pulau Jawa, jarak desa dan pusat kota di Banyuwangi sangat jauh dengan waktu tempuh bisa mencapai tiga jam. Warga yang butuh dokumen harus menuju ke kantor kecamatan atau pusat kota yang lokasinya cukup jauh, sehingga tidak efisien.

"Dengan Smart Kampung, secara bertahap administrasi cukup diselesaikan di desa. Tapi tentu butuh TI karena yang berjalan adalah datanya, bukan orangnya. Saat ini sebagian desa sudah menerapkan Smart Kampung, termasuk yang jauh dari pusat kota. Sudah sekitar 60 desa teraliri fiber optic, kami targetkan 145 desa tersambung fiber optic pertengahan 2018,” papar Anas.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mendapatkan kesempatan memaparkan program yang berhasil dikembangkan dalam mengakselerasi pembangunan di daerah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News