Kian Mesra, Korut dan Korsel Jajaki Kereta Trans-Korea

Kian Mesra, Korut dan Korsel Jajaki Kereta Trans-Korea
Jalur kereta api di Korea Utara. Foto: RT.com

jpnn.com, SEOUL - Jarum jam menunjuk pukul 06.30 saat kereta enam gerbong meninggalkan Stasiun Dorasan di dekat Kota Seoul, Korea Selatan (Korsel), Jumat (30/11).

Itu bukan kereta biasa. Korail adalah kereta harapan yang bisa merealisasikan bersatunya Korsel dan negara tetangganya, Korea Utara (Korut).

Untuk kali pertama dalam satu dekade terakhir, jalur kereta api yang melewati Zona Demiliterisasi (DMZ) kembali aktif. Kemarin Korail melewati jalur tersebut. Sekitar 2,5 jam kemudian, kereta api tersebut tiba di stasiun tujuan. Stasiun Panmun, Korut.

"Kereta besi kini berlari menuju era perdamaian dan kemakmuran." Demikian bunyi tulisan yang terpampang pada banner besar di samping kereta bercat merah, putih, dan biru itu.

"Ini adalah sinyal dimulainya kemakmuran bersama Korsel dan Korut," ujar Menteri Transportasi Korsel Kim Hyun-mee seperti dilansir Korea Times kemarin.

Di dalam enam gerbong Korail itu ada 56 orang yang tergabung dalam tim inspeksi jalur kereta lintas Korea tersebut. Sebanyak 28 di antaranya adalah pakar perkeretaapian. Tim inspeksi itu merupakan gabungan dari Korsel dan Korut. Rencananya mereka melakukan riset selama sekitar 18 hari di dalam gerbong.

Riset kali ini, Korsel terpaksa membawa peralatan dan perbekalan sendiri. Termasuk persediaan bahan bakar. Sebab, Korut masih terkena sanksi PBB. Nantinya, jika bahan bakar itu tak habis, Korsel harus membawa pulang kembali sisanya. Korsel tidak boleh meninggalkannya di Korut kecuali ingin melanggar resolusi PBB.

Selama berada di sisi Korut, Korail akan menggunakan mesin milik Pyongyang. Kabarnya, rezim Kim Jong-un juga akan menambah gerbong untuk timnya.

Untuk kali pertama dalam satu dekade terakhir, jalur kereta api yang melewati Zona Demiliterisasi (DMZ) antara Korut dan Korsel kembali aktif.

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News