Tantowi: Prabowo Sejak Dulu Menolak Impor Beras

Tantowi: Prabowo Sejak Dulu Menolak Impor Beras
Tantowi: Prabowo Sejak Dulu Menolak Impor Beras

jpnn.com - JAKARTA - Juru Bicara Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Tantowi Yahya mengatakan capres nomor urut satu tersebut merupakan yang paling keras menolak kebijakan impor beras. Menurutnya, sebagai ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Prabowo tentu protes soal impor beras pada pemerintah.

Namun protes Prabowo yang lantas menolak impor beras membuat ia ditegur Jusuf Kalla (JK). Tantowi mengatakan sikap yang ditunjukkan JK sangat berbeda saat debat kelima atau yang terakhir, Sabtu (5/7).

"Sebagai ketua HKTI, Prabowo teriak-teriak agar tidak mengimpor beras. Tetapi JK memarahinya. JK suka lupa kalau yang dikritiknya, di eranya sendiri," ujar politisi Partai Golkar Tantowi Yahya saat dihubungi, Minggu (6/7).

Misalnya, saat JK menanyakan kebijakan impor beras yang mencapai 2,7 ton. Hatta menjawabnya bahwa Indonesia telah surplus, dan hanya mengimpor hanya untuk beras kosumsi warga negara asing di Indonesia. Malah, Hatta menerangkan saat krisis terjadi Indonesia bisa bertahan dengan produksinya.

Tantowi mengatakan, sejak debat pertama JK sudah menunjukan sifat menyerangnya. Berbagai isu dilontarkan untuk menjatuhkan Prabowo-Hatta. "Itu lah JK. Ketika naik panggung, niatnya mau menjatuhkan orang. Tetapi rakyat tahu, bisa menilai dengan baik," katanya.

Selain mengkritisi sifat menyerang JK, Tantowi juga menilai JK tidak konsisten. Contohnya, JK merupakan penggagas ujian nasional (UN) yang hingga kini masih menjadi perdebatan. Tetapi dia debat sebelumnya, JK bersikap seolah-olah tidak menyetujui penyelenggaraan UN.

Begitu pun mengenai pendidikan gratis yang dulu ditolak mentah-mentah oleh JK, tetapi kini menjadi modal kampanye. "Sekarang JK anti dengan UN, dulu anti pendidikan gratis. Mengingatkan saja, omongan dulu dengan sikap sekarang," tutur Tantowi. (jpnn)


JAKARTA - Juru Bicara Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Tantowi Yahya mengatakan capres nomor urut satu tersebut merupakan yang paling keras menolak


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News