Jalur Mudik di Selatan dan Tengah Padat

Jalur Mudik di Selatan dan Tengah Padat
Jalur Mudik di Selatan dan Tengah Padat

JAKARTA - Harapan pemerintah untuk memberikan kenyamanan pada pemudik bakal sirna. Kemacetan yang biasanya terdapat di jalur utama kini menyebar di jalur selatan dan jalur tengah. Hal itu disebabkan amblesnya jembatan comal.
          
Sampai kini, Pemerintah masih memperbaiki jembatan yang terletak di Pemalang itu. Pihak Kementerian Pekerjaan Umum menjamin bahwa jembatan darurat akan bisa dilewati H-2.

Efek dari perbaikan jembatan vital itu pun besar. Angkutan harus memutar jauh ke jalur alternatif misalnya di Tegal. Bahkan sejumlah terminal pun mengalami keterlambatan kedatangan bus.    
         
Salah satunya terminal Tirtonadi di Surakarta. Hal itu diungkapkan oleh Kepala UPTD Terminal Tirtonadi Eko Agus Susanto saat menggelar teleconference dengan Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono.

Menurut dia, keterlambatan itu disebabkan kendaraan tidak boleh melintas di jembatan comal. "Bus harus melintas lewat Tegal. Jadi molor sampai 10 jam," jelasnya.
      
Eko mengatakan, untuk itu, pihaknya sudah memberikan informasi pada para calon penumpang di Terminal Tirnonadi. Harapannya pemudik menyadari itu. "Mudah-mudahan mereka mengerti," jelasnya.
      
Sementara itu Bambang mengatakan pihaknya sudah mengantisipasi keterlambatan itu. Pihaknya sudah mengumpulkan pengusaha angkutan. "Kami sudah koordinasi," jelasnya.

Salah satunya dengan rencana menyediakan angkutan di seberang jembatan. "Jadi pemudik turun di seberang jembatan, terus jalan lagi di seberang jembatan," ujarnya. Namun, dia tidak menampik akan ada kemacetan panjang. Lantaran pantura selama ini merupakan jalur vital. "Perbandingannya 3:1 dengan jalur lain," jelasnya.
       
Direktur lalu lintas angkutan jalan Kemenhub Hotma Simanjuntak mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan beberapa jalur alternatif. Dia mengatakan ada jalan sebelum jembatan. Yakni masuk sekitar empat kilometer ke Jatirejo. Namun lebarnya hanya 4 meter.

"Hanya cukup untuk kendaraan roda dua," paparnya. Untuk mobil bisa masuk lewat jalan raya desa Blimbing. Namun jaraknya jauh yakni sekitar 20 kilometer. "Hanya untuk mobil. Truk gak bisa," terangnya.
       
Dia menambahkan, pengalihan ke jalur tengah juga tidak bisa sempurna. Sebab, di jalur tengah banyak terdapat bottle neck atau penyempitan jalur. Hotma mengatakan misalnya sesudah tol ciliunyi, Nagrek dan Limbangan. Saat normal jalur tersebut macet.

"Apalagi ketika lebaran," ungkapnya. Dia memperkirakan akan ada kemacetan panjang. Yakni di daerah Tegal dan Bumiayu. Ditambah lagi daerah Prupuk tang banyak terdapat pasar tumpah. Hotma berharap tol Bawen bisa digunakan untuk mengurangi kemacetan.
      
Ditanya mengenai solusi, Hotma menghimbau truk pengangkut sembako jangan memakai truk sumbu dua. Cukup menggunakan truk kecil dengan jumlah yang banyak. Selain itu, pihaknya juga mengandalkan petugas yang ditempatkan di lokasi. "Kami juga lakukan buka tutup jalur," jelasnya.
       
Sementara itu, Sekjen Organisasi Angkutan Darat (Organda) Andriansah mengatakan pihaknya sudah memerintahkan untuk angkutan untuk mengalihkan jalur menuju selatan. Yakni lewat Cilkiunyi-ciamis-dilacap terus ke Purwokerto. Untuk masuk ke Semarang lewat Wonosobo. "Pertambahan jaraknya mencapai 100-130 kilo," jelasnya.

Akibat pertambahan jarak itu, mengakibatkan tambahnya beban angkutan. Dia mengatakan akan ada tambahan cost sebesar 10-15 persen. Sedangkan tarif akan menyesuaikan tambahan jarak.

Andriansyah mengatakan kondisi itu akan parah ketika memasuki mudik. Dia memperkirakan kemacetan panjang. "Bahkan sampai stag,"paparnya. (aph/kim)


JAKARTA - Harapan pemerintah untuk memberikan kenyamanan pada pemudik bakal sirna. Kemacetan yang biasanya terdapat di jalur utama kini menyebar


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News