Heboh Ebola, Kemenkes Minta WNI Waspada

Heboh Ebola, Kemenkes Minta WNI Waspada
Heboh Ebola, Kemenkes Minta WNI Waspada

jpnn.com - JAKARTA - Wabah ebola di dataran Afrika Barat terus menyedot perhatian dunia. Sebab, penyakit dengan presentase kematian sebesar 90 persen ini terus menjangkit warga di daratan benua hitam tersebut. 

Meski demikian, hingga kini Pemerintah Indonesia belum memberlakukan peringatan perjalanan atau travel warning ke negara-negara endemic Ebola di Afrika Barat seperti Guinea, Liberia dan Sierra Leone. Padahal, beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS) telah mengeluarkan travel warning untuk menghindari perjalanan ke tiga negara itu. "Memang belum ada, karenanya kita minta masyarakat yang akan melakukan perjalanan ke sana untuk selalu wapada," ujar Wakil Menteri KEsehatan Ali Ghufron Mukti kemarin (01/08).

Kewaspadaan ini dapat dilakukan dengan selalu memberlakukan hidup sehat dan bersih. Selain itu, ia juga meminta agar para warga negara Indonesia (WNI) tersebut tidak melakukan kontak dengan pasien ebola, petugas kesehatan yang berjaga untuk pasien ebola, tidak bepergian ke hutan dan berdekatan dengan sumber virus penyakit yang pertama kali dilaporkan tahun 1976 itu. "Mengingat hingga kini belum ada vaksinnya, jadi alangkah baiknya untuk menghindari sumber penularan. Jangan bepergian ke hutan dan melakukan kontak dengan kera atau gorilla," katanya.

Sementara itu, untuk kewaspadaan dalam negeri, pencetus program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) itu menghimbau agar masyarakat tidak panik. Sebab, hingga kini virus tersebut masih belum masuk di Indonesia. Kendati demikian, ia meminta agar masyarakat juga mulai waspada. "HIngga kini masih belum ada laporan. Tidak perlu panic, tapi memang harus mulai waspada," pungkasnya.

Pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sendiri saat ini telah menginstruksikan petugas kesehatan di kantor kesehatan pelabuhan (KKP) untuk terus siaga. Kemenkes meminta para petugas memeriksa dengan detail pasien-pasien yang dicurigai terinveksi virus ini. Hal ini untuk mencegah masuknya ebola ke Indonesia. Kemenkes juga telah menyiapkan laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) KEmenkes, untuk dapat memeriksa Ebola jika diperlukan.

Kendati demikian, menurut Kepala Balitbangkes Kemenkes Tjandra Yoga Aditama untuk saat ini penyebaran melalui transportasi udara tidak perlu dirisaukan. Karena, saat ini pesawat-pesawat dari negara-negara endemic Ebola hanya terbang ke 34 bandara di AFrika, Eropa dan AS. "Jadi tidak ada yang ke Asia. WHO juga belum mengeluarkan travel warning dalam bentuk apapun. Jadi saat ini belum perlu tindakan khusus di bandara-bandara Asia dan Australia," jelasnya. 

Sementara itu, hingga kemarin tercatat sebanyak 1200 orang terserang Ebola dan 650 orang diantaranya dilaporkan meninggal akibat infeksi virus ini. (mia)

JAKARTA - Wabah ebola di dataran Afrika Barat terus menyedot perhatian dunia. Sebab, penyakit dengan presentase kematian sebesar 90 persen ini


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News