Putusan MPG Imbang, Golkar Disarankan Gelar Munas Rekonsiliasi

Putusan MPG Imbang, Golkar Disarankan Gelar Munas Rekonsiliasi
Ketua Partai Golkar versi Munas Ancol Agung Laksono (kiri) bersalaman dengan Wakil Ketua Umum Munas Bali Aziz Syamsuddin usai menghadiri sidang putusan Mahkamah Partai Golkar, Jakarta, Selasa (3/3). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Dua pengamat politik yakni Arie Junaidi dari Universitas Indonesia (UI) dan Direktur Eksekutif Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN) Yasin Muhammad, sependapat putusan Mahkamah Partai Golkar (MPG) yang menyidangkan konflik dua kepengurusan Partai Golkar berakhir imbang. 

Tidak ada yang menang dan kalah. Sebab dari empat hakim, dua hakim (Muladi dan Natabaya) cenderung ke kubu Aburizal Bakrie (ARB) dan duanya lagi (Djasri Marin dan Andi Mattalatta) condong ke kubu Agung Laksono.

"Jalan terbaik adalah kedua kubu melakukan islah demi masa depan Golkar dan tidak ada yang menyebarkan informasi sesat dengan mengklaim kemenangan salah satu pihak. Jika ada yang mengklaim bahwa kubu Agung Laksono yang menang, itu tidak benar," kata Arie Junaidi, saat dihubungi wartawan, Rabu (4/3).

Saran Arie, sebagai instrumen penyelesaian persoalan internal, putusan mahkamah partai hendaknya ditaati kedua kubu. Putusan mahkamah partai hendak dijadikan momentum bagi kebangkitan Golkar. "Karena itu, Golkar harus kembali menemukan jatidirinya sebagai partai penyokong kestabilan pemerintahan," ujarnya.

Sebaiknya lanjut Arie, islah ditempuh lewat pelaksanaan musyawarah nasional rekonsiliasi seperti yang diamanatkan putusan mahkamah partai. "Jika pertentangan kedua kubu terus meruncing, yang akan dirugikan Golkar sendiri yakni tidak maksimalnya persiapan jelang Pilkada serentak," ujarnya.

Terpisah, Yasin Muhammad menjelaskan, keputusan MPG secara jelas menyatakan tidak ada yang dimenangkan dan tidak ada yang dikalahkan. Karena itu jalan terbaik adalah dengan islah dan menggelar Munas rekonsiliasi untuk kembali bersatu dan membesarkan partai.

"Kubu ARB dan Agung Laksono harus menempuh jalan islah demi kebesaran Golkar," sarannya.

Yasin menghimbau, para tokoh senior Golkar seperti Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla, juga mantan Presiden BJ Habibie untuk ikut mendamaikan kedua kubu yang terus berseteru. "Jika konflik terus dikedepankan, Golkar yang akan merugi," pungkas Yasin. (fas/jpnn)


JAKARTA - Dua pengamat politik yakni Arie Junaidi dari Universitas Indonesia (UI) dan Direktur Eksekutif Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News