Mengunjungi Lokasi 16 WNI Disandera, Triknya Harus Pakai Mobil Mewah

Mengunjungi Lokasi 16 WNI Disandera, Triknya Harus Pakai Mobil Mewah
Mengunjungi Lokasi 16 WNI Disandera, Triknya Harus Pakai Mobil Mewah. perusahaan judi online Dai Long, yang berada di Grand Dragon Resort and Casino yang menjadi salah satu kawasan perjudian terbesar di Kamboja. Foto Afni Zulkifli/JPNN.com

jpnn.com - JPNN.com PHNOM PENH - 23 Warga Meranti, Riau, mengalami intimidasi di tempat mereka bekerja. 16 di antaranya disandera dan beberapa dari mereka dianiaya.

Mereka bekerja di perusahaan judi online Dai Long, yang berada di Grand Dragon Resort and Casino yang menjadi salah satu kawasan perjudian terbesar di Kamboja.

Ratusan WNI dipekerjakan menjalankan bisnis judi online dari sini, dengan jutaan member dari Indonesia.

Wartawan Pekanbaru Pos (Jawa Pos Group) Afni Zulkifli, berkesempatan mengunjungi tempat yang menjadi saksi penganiayaan 16 WNI meski beberapa staf KBRI untuk Kamboja memperingatkan tidak ke Grand Dragon Resort and Casino.

''Lebih baik jangan,'' begitu saran beberapa staf KBRI Kamboja pada Pekanbaru Pos, saat pertama kali menyatakan niat ingin mengunjungi lokasi penyanderaan.
 
Sejak kasus warga Meranti bermasalah dengan bos judi menyeruak, KBRI Kamboja sudah mengeluarkan peringatan bagi warga Indonesia, untuk tidak mengunjungi sementara lokasi judi tersebut.
 
Setelah menunggu beberapa hari, akhirnya niat Pekanbaru Pos mendapatkan lampu hijau. Namun dengan syarat, wajib pergi bersama pendamping yang bisa berbahasa Khmer (Kamboja) sekaligus bahasa Inggris.
 
''Apakah harus ke sana?,'' wajah Dubes Pitono Purnomo terlihat khawatir, sesaat sebelum jadwal berangkat.
 
Saat dijelaskan bahwa mengunjungi lokasi tersebut demi mendapatkan informasi dan deskripsi lebih lengkap, ia pun berpesan.
 
''Berhati-hatilah. Mereka lagi sensitif dengan orang asing, apalagi dari Indonesia,'' pesan Pitono dengan wajah serius.
 
Demi keamanan, KBRI Kamboja menanyakan rute perjalanan. Berikut nama pendamping, nomor mobil yang disewa dan tak lupa memberi batas waktu aman bepergian.
 
''Berangkat lebih sore dan kembalilah ke Phnom Penh sebelum jam 21.00 (Pnh),'' pesan beberapa staf KBRI.
 
Pekanbaru Pos ditemani Chan (22). Warga Indonesia yang menguasai beberapa bahasa seperti Inggris, Kamboja dan Mandarin. Selain itu, kami membawa seorang supir penduduk tempatan Kamboja.
 
Kami pun membuat kesepakatan dengan pihak KBRI. Jika hingga pukul 21.00 (Pnh) belum tiba di Phnom Penh dan tidak bisa dihubungi, mereka tahu akan mencari kami kemana.
 
''Mudah-mudahan kita bisa kembali sebelum jam deadline itu,'' harap Chan.
 
Segala persiapan perjalanan dipercayakan pada Chan. Ia menyewa sebuah mobil sedan jenis Camry keluaran terbaru. Mengapa harus mobil sedan mewah?
 
''Jika pakai mobil butut, kita dicurigai. Kalau mobil seperti ini, mereka kira kita pebisnis yang mau main judi,'' kata Chan. (jpnn)

 


JPNN.com PHNOM PENH - 23 Warga Meranti, Riau, mengalami intimidasi di tempat mereka bekerja. 16 di antaranya disandera dan beberapa dari mereka dianiaya.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News