Jelang Munaslub, Airlangga Singgung Kasus Yuddy, Ferry dan Ahok

Jelang Munaslub, Airlangga Singgung Kasus Yuddy, Ferry dan Ahok
Bakal calon ketua umum DPP Partai Golkar (kanan) didampingi tokoh senior Golkar Mahadi Sinambela, memaparkan visi misinya di hadapan pengurus Golkar se-Provinsi Sulawesi Utara, di Manado, Kamis (28/4). Foto: Ken Girsang/JPNN.com

jpnn.com - ‎MANADO - Bakal calon ketua umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto mengakui, tantangan yang dihadapi ketua umum Golkar ke depan sangat berat. Terutama mewujudkan partai berlambang pohon beringin ini, tak lagi hanya menjadi semacam sekolah partai. 

"Sekarang ini banyak kader Golkar maju sebagai calon kepala daerah dari jalur perseorangan alias independen. Belum lagi maju dari partai lain. Ini kan sebuah tantangan," ujar Airlangga saat bersilaturahmi dengan pengurus Partai Golkar se Sulawesi Utara, Kamis (28/4).

Menurut Airlangga, Golkar memang partai kader. Bahkan terbukti menghasilkan kader-kader terbaik yang cukup mempuni. Namun pertanyaannya, mampukah partai yang bakal menggelar munaslub 23 Mei mendatang, menempatkan kader-kadernya di berbagai bidang. Baik itu sebagai kepala daerah, anggota dewan, maupun jabatan-jabatan publik lain hingga presiden.

Airlangga kemudian mencontohkan beberapa kader terbaik kader Golkar yang kini telah keluar dan mampu menjadi pemimpin antara lain, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Kemudian Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Bappenas Ferry Murysidan Baldan dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi.

"Mereka semua bilang pada saya, mau tetap dianggap alumni Golkar, tidak mau dianggap pindah partai. Nah ini suatu tantangan bagi Golkar, jangan kayak bukan partai politik, tapi kayak sekolah partai politik, mencetak kader, ditempatkan orang lain," ujarnya.

Dia berpendapat, kasus seperti Ferry, Yuddy dan Ahok merupakan akibat dari manajemen Partai Golkar yang kurang tepat.‎ 

"Selama ini kan Golkar selalu mencari top job, yaitu mencari kader untuk jadi presiden, tapi yang lain-lain ini tidak ditempatkan sebagaimana mestinya. Padahal posisi partai di publik itu banyak, tidak hanya menteri," ujar Airlangga.(gir/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News