Bom Bunuh Diri Serang Rumah Sakit, 63 Orang Tewas

Bom Bunuh Diri Serang Rumah Sakit, 63 Orang Tewas
Sebuah bom meledak di nstalasi gawat darurat Civil Hospital, Kota Quetta, Provinsi Balochistan, Pakistan. Foto: AFP

jpnn.com - QUETTA - Penghormatan terakhir dari sekitar 100 pengacara kepada rekannya yang merupakan korban pembunuhan, di instalasi gawat darurat Civil Hospital, Kota Quetta, Provinsi Balochistan, Pakistan, Senin (8/8), malah berubah menjadi malapetaka.

Sebuah bom meledak, sedikitnya 63 nyawa melayang karena bom tersebut. "Serangan itu, tampaknya, sudah direncanakan dengan matang,’’ kata Anwar ul Haq Kakar, jubir pemerintahan provinsi. 

Ledakan yang berasal dari pelaku bom bunuh diri tersebut, menurut dia, memang sengaja menyasar para pengacara. Apalagi, belakangan serangan menarget pengacara sedang marak di Pakistan. Serangan paling baru adalah yang menewaskan Kasi, ketua Asosiasi Pengacara Baluchistan.

Saat ledakan terjadi, puluhan pengacara memang berkumpul di rumah sakit milik pemerintah tersebut. Mereka bermaksud melihat jasad Kasi untuk kali terakhir. Di luar dugaan, ketika para pengacara itu menyampaikan belasungkawa, bom bunuh diri meledak. Bukan hanya pengacara, ledakan itu juga merenggut nyawa sejumlah jurnalis yang meliput acara tersebut. ’’Ledakan itu juga mengakibatkan lebih dari 50 orang lainnya terluka,’’ jelas Abdul Rehman Miankhel, salah seorang staf senior di Civil Hospital. 

Karena itu, dia yakin jumlah korban tewas akan bertambah. Paramedis sibuk mengevakuasi para korban dan memberikan pertolongan darurat. Lalu, polisi melakukan investigasi awal di lokasi kejadian. Motif dan pelaku ledakan masih misterius.

Pervez Masi, salah seorang korban yang terluka lantaran serpihan kaca jendela, menyatakan bahwa daya ledak bom tersebut sangat kuat. Dalam hitungan detik, puluhan mayat tergeletak dan darah menggenang di lantai rumah sakit. ’’Saking kerasnya suara ledakan, kami sampai tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Siapa pun pelakunya, saya yakin dia adalah binatang yang tidak punya rasa kemanusiaan sedikit pun,’’ ucapnya.

Nadeem Shah, pejabat kepolisian setempat, menuturkan bahwa pihaknya masih menyelidiki dugaan keterkaitan antara ledakan bom tersebut dan penembakan Kasi. Pengacara senior Quetta itu ditembak mati dua pria tidak dikenal saat berangkat kerja kemarin pagi. Saat itu dia menuju kompleks pengadilan di pusat kota untuk menjalani rutinitas harian.

Kabarnya, Kasi sempat dilarikan ke rumah sakit. Namun, nyawanya tidak tertolong. Rekan-rekan sesama pengacara yang mendengar kabar itu lantas berdatangan ke rumah sakit. Ketika itulah pelaku meledakkan bom. ’’Tidak ada seorang pun yang boleh mengganggu perdamaian di provinsi tersebut. Kami akan memburu pelakunya sampai dapat dan memberikan hukuman setimpal,’’ tegas Perdana Menteri (PM) Pakistan Nawaz Sharif. (afp/reuters/bbc/hep/c14/any/adk/jpnn)


QUETTA - Penghormatan terakhir dari sekitar 100 pengacara kepada rekannya yang merupakan korban pembunuhan, di instalasi gawat darurat Civil Hospital,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News